Suara.com - Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengungkap sejumlah fakta terkait penangkapan atau operasi tangkap tangan (OTT), Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah atas kasus korupsi.
Fakta terkait OTT Rohidin Mersyah itu mulai dari tersangka yang memberikan perintah langsung soal pungutan pegawai untuk Pilkada 2024.
KPK juga mengungkap Rohidin Mersyah sempat mengancam untuk mencopot bawahannya jika tidak bersedia dimintai pungutan.
Kemudian, Sekda Provinsi Bengkulu Isnan Fajri lantas mengumpulkan jajaran Pemprov Bengkulu pada September hingga Oktober 2024.
"Pada sekitar bulan September-Oktober 2024, saudara IF mengumpulkan seluruh ketua OPD dan Kepala Biro di lingkup Pemda Provinsi Bengkulu dengan arahan untuk
mendukung program saudara RM," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjerat Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dan gratifikasi.
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan, Rohidin ditetapkan menjadi tersangka lantaran penyidik telah mengantongi adanya bukti permulaan yang cukup.
Selain Rohidin, penyidik juga menetapkan dua tersangka lainnya, yakni Isnan Fajri alias IF selaku Sekretaris Daerah Bengkulu, dan EV alias Evriansyah alias AC alias Anca yang merupakan ajudan dari Rohidin.
“KPK telah menemukan adanya bukti permulaan yang cukup untuk menaikan perkara ini ke tahap penyidikan,” kata Alex di Gedung Merah Putih KPK, Minggu (24/11/2024) malam.
Baca Juga: Gubernur Bengkulu Jadi Tersangka, KPK Sebut Rohidin Mersyah Palak Kepala Dinas Untuk Dana Pilkada
“KPK selanjutnya menetapkan 3 orang sebagai Tersangka, yaitu RM Gubernur Bengkulu, IF Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu dan EV alias AC (Anca), ajudan Gubernur Bengkulu,” imbuhnya.