Suara.com - Dalam sebuah pidato kontroversial di Moskow, Presiden Rusia Vladimir Putin menarik perhatian publik bukan hanya karena isi pidatonya, tetapi juga karena keanehan fisiknya.
Tangan Putin tampak tak bergerak selama hampir delapan menit, menimbulkan spekulasi luas tentang kondisi kesehatannya.
Kemunculan ini menjadi sorotan utama karena mengakhiri absennya Putin dari hadapan publik selama dua minggu terakhir, yang sebelumnya memicu kekhawatiran tentang kesehatan pria berusia 72 tahun itu.
Pidatonya yang membahas penggunaan rudal jarak jauh AS ATACMS dan Storm Shadow dari Inggris oleh Ukraina, menjadi viral di media sosial karena kejanggalan yang terlihat.
Baca Juga: Peringatan Keras dari Dubes Ukrana Valeriy Zaluzhny: Perang Dunia Ketiga Telah Dimulai!
Sebuah video yang dipercepat di media sosial X menunjukkan bahwa tangan Putin tampak terpisah dari tubuhnya dan tidak bergerak sama sekali, sementara suara dan gerakan bibirnya tidak sinkron.
“Jika videonya dipercepat, terlihat jelas tangan Putin tidak bergerak dan tampak seperti tidak menyatu dengan tubuhnya,” tulis salah satu pengguna.
Keanehan lainnya termasuk kursi di belakang Putin yang bergerak sendiri dan dasinya yang tampak buram dalam rekaman. Kondisi ini menimbulkan spekulasi bahwa pidato tersebut mungkin telah diedit atau direkam dengan teknologi tertentu.
Sejumlah warganet juga mengaitkan momen ini dengan isu kesehatan Putin. Salah satu pengguna X menulis, “Kadang terlihat tremor yang parah. Ia sering memegang kursi atau meja, mungkin untuk menyembunyikan gejala tersebut.”
Namun, Kremlin dengan tegas membantah bahwa Putin sedang menghadapi masalah kesehatan.
Sementara itu, respons internasional terhadap pidato tersebut lebih terfokus pada konflik Ukraina. Maria Eagle, seorang menteri pertahanan Inggris, menegaskan bahwa Inggris tidak akan terpengaruh oleh retorika Putin.
Baca Juga: Luncurkan Rudal Baru, Rusia Picu Kekhawatiran AS akan Eskalasi Perang di Ukraina
"Kami tidak akan berhenti mendukung Ukraina hanya karena ancaman atau ucapan tidak bertanggung jawab dari Putin," ujarnya.