Suara.com - Israel telah melancarkan serangkaian serangan udara di Jalur Gaza yang menewaskan hampir 90 orang, termasuk banyak anak-anak yang sedang tidur, sementara sekutu utamanya Amerika Serikat sekali lagi memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menuntut gencatan senjata.
Setidaknya 66 orang tewas dalam serangan pada Kamis dini hari yang menghantam lingkungan permukiman di Beit Lahiya, di wilayah utara Gaza yang terkepung, kata pejabat kesehatan Palestina.
Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di dekatnya, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sebagian besar korban "sedang tidur ketika mereka terbunuh".
"Korban dalam jumlah sangat banyak telah tiba, dan masih banyak mayat tergantung di dinding, langit-langit. Kebanyakan adalah anak-anak dan wanita," katanya dalam pesan suara.
Baca Juga: Sebut Tel Aviv Akan Membayar Mahal, Hizbullah Janji Balas Dendam Atas Kematian Komandan Media
Abu Safia mengatakan staf rumah sakit bergegas ke lokasi, mengambil mayat, mengumpulkan jenazah, dan menyelamatkan orang-orang yang terjebak.
“Kami sudah beroperasi dengan sumber daya yang sangat minim, itulah sebabnya sebagian besar staf kami kini sibuk menyelamatkan yang terluka, karena kurangnya ambulans dan sumber daya,” imbuh dokter anak tersebut.
“Situasinya sungguh sangat buruk. Kami tidak mampu menangani banyaknya jumlah korban luka dan korban yang telah tiba di Rumah Sakit Kamal Adwan.”
Secara terpisah pada hari Kamis, sedikitnya 22 orang, termasuk 10 anak-anak, tewas dalam pemboman Israel di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, kata seorang juru bicara pertahanan sipil.
Baca Juga: Gempur Palmyra, Rudal Israel Tewaskan 36 Orang di Suriah