Kisah Pilu Anak-Anak Palestina di Gaza, Harus Menempuh Perjalanan Jauh Demi Sepotong Roti

Bella Suara.Com
Kamis, 21 November 2024 | 17:02 WIB
Kisah Pilu Anak-Anak Palestina di Gaza, Harus Menempuh Perjalanan Jauh Demi Sepotong Roti
Warga Palestina membawa beberapa barang yang diselamatkan ketika mereka menuju kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, Jumat (30/5/2024). [Omar AL-QATTAA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi Kamal Mahdi (14), kenangan tentang kehidupan sebelum perang masih melekat di benaknya. Hidupnya dulu diisi dengan rutinitas sekolah, bermain dengan teman, dan suasana rumah yang damai. Namun, segalanya berubah drastis sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023.

“Dulu ayah saya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kami punya makanan sehat, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya. Sekarang kami hidup di tengah perang,” ujar Mahdi, yang terpaksa mengungsi bersama keluarganya ke Jalur Gaza bagian selatan.

Kehidupan di pengungsian penuh dengan ketidakpastian. Setiap hari, Mahdi dan keluarganya merasa dekat dengan kematian, dengan serangan udara Israel yang terus terjadi.

Viral kisah pilu dialami oleh seorang bocah perempuan di Jalur Gaza, Palestina [X]
Viral kisah pilu dialami oleh seorang bocah perempuan di Jalur Gaza, Palestina [X]

Air bersih, yang dulunya mudah diakses, kini menjadi barang mewah. Mahdi harus berjalan jauh untuk mendapatkan seember air asin bagi keluarganya.

Kisah serupa dialami Sabrin Radi (12), anak perempuan yang telah berpindah pengungsian sebanyak 15 kali dalam setahun terakhir. Bersama lima saudaranya, ia harus menempuh perjalanan panjang demi sepotong roti dan beberapa makanan kaleng.

“Saya rindu makanan yang enak dan sehat, juga kehidupan saya sebelum perang. Hidup seperti ini sangat berat,” katanya.

Sejak Oktober 2023, Jalur Gaza menjadi medan konflik yang mematikan. Serangan besar-besaran Israel, sebagai respons atas serangan Hamas, telah menyebabkan kematian lebih dari 43.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 104.000 lainnya.

Situasi ini membuat anak-anak Palestina kehilangan hak-hak dasar mereka.

Anak Palestina menarik gerobak yang ditumpangi saudaranya saat mengungsi dari konflik bersenjata Israel dan milisi Palestina di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (14/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/foc.
Anak Palestina menarik gerobak yang ditumpangi saudaranya saat mengungsi dari konflik bersenjata Israel dan milisi Palestina di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (14/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/foc.

James Elder, juru bicara UNICEF, menggambarkan Gaza sebagai perwujudan neraka di dunia nyata bagi lebih dari satu juta anak-anak. Menurutnya, kondisi di Gaza semakin memburuk setiap hari akibat serangan udara dan operasi militer.

Baca Juga: Sebut Tel Aviv Akan Membayar Mahal, Hizbullah Janji Balas Dendam Atas Kematian Komandan Media

"Gaza merupakan perwujudan neraka di dunia nyata bagi 1 juta anak-anak di sana. Dan keadaannya semakin buruk dari hari ke hari, karena kita melihat dampak mengerikan dari serangan udara dan operasi militer setiap hari terhadap anak-anak Palestina," kata Elder.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI