Suara.com - Sheikh Naim Qassem yang merupakan Sekretaris Jenderal Hizbullah mengatakan bahwa rezim Israel menyerang jantung kota Beirut untuk menewaskan kepala media kelompok Perlawanan, Mohammad Afif. Semenatara kini mereka harus menunggu tanggapan balik di jantung Tel Aviv.
Qassem menyampaikan sebuah pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu di mana ia memuji Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah yang mati syahid, Hashem Safieddine.
Qassem merujuk pada agresi musuh Israel di Beirut, dan membunuh ikon jihadi dan media perlawanan, Martyr Haji Mohammad Afif, menggarisbawahi bahwa Hizbullah tidak akan meninggalkan Beirut sendirian di bawah serangan musuh Israel, dan musuh harus membayar harga, dan jantung Tel Aviv akan membayar harganya.
Tekad Hizbullah sudah sangat bulat untuk mendukung Gaza di dunia yang tampaknya acuh tak acuh, dengan pengecualian penting dari Irak, Yaman, dan Iran.
Baca Juga: 8 Warga Palestina Tewas, Militer Israel Mundur dari Kamp Pengungsi dan Kota Jenin
Dia menyebutkan bahwa sementara serangan Israel telah parah, Hizbullah memiliki kader yang kuat dan mampu memberikan perlawanan.
Setelah dua bulan perang Israel habis-habilian di Lebanon, perlawanan telah memperlihatkan ketahanan yang luar biasa, tambahnya.
Sheikh Qassem menekankan bahwa Perlawanan bukanlah tentara, namun melibatkan musuh di mana pun ia maju.
Dia menyatakan bahwa ‘Israel’ tidak akan pernah mengalahkan Hizbullah, yang siap untuk pertempuran yang berkepanjangan.
Mengenai negosiasi yang dimediasi untuk gencatan senjata dengan rezim Zionis, Qassem menyebutkan, “Kami telah bernegosiasi dengan dua syarat: penghentian agresi yang lengkap dan komprehensif dan pelestarian kedaulatan Lebanon.”
Baca Juga: Serangan Terbaru Israel di Gaza Utara Tewaskan 57 Orang
Hizbullah telah menerima proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Biden dan Macron; Namun, pasukan Israel membunuh Sekretaris Jenderal, ia menekankan.
“Kami akan tetap di medan perang dan melawan, terlepas dari seberapa tinggi biaya dapat naik; tentu saja, biaya untuk musuh juga akan signifikan. Ketika musuh gagal mencapai tujuannya, itu berarti kita telah menang," imbuhnya.