Suara.com - Laporan terbaru menunjukkan bahwa Ukraina diduga telah menggunakan rudal jarak jauh Storm Shadow yang dipasok oleh Inggris untuk menyerang wilayah Rusia. Informasi ini, meski belum dikonfirmasi secara resmi oleh Inggris atau Ukraina, telah banyak diberitakan di media Inggris.
Rekaman yang diunggah di Telegram memperlihatkan sisa-sisa rudal tersebut di wilayah Kursk, Rusia, yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Rudal ini memiliki daya jangkau hampir 300 km, memungkinkan Ukraina menyerang lebih jauh ke dalam wilayah Rusia.
Mengutip laman media internasional, Sky News, diketahui bahwa sekutu Ukraina, termasuk Inggris, telah menerapkan strategi ambigu terkait penggunaan rudal ini.

Sebelumnya, Inggris menyatakan peralatan militernya dapat digunakan untuk pertahanan Ukraina, namun dengan batasan tertentu untuk serangan ke dalam wilayah Rusia.
Analis militer Sean Bell menyebut penggunaan Storm Shadow kemungkinan sudah dilakukan sebelumnya terhadap target strategis Rusia seperti pusat logistik, markas komando, atau gudang amunisi.
"Rudal ini sangat efektif untuk operasi semacam itu," ujarnya.
Storm Shadow, juga dikenal sebagai SCALP oleh pasukan Prancis, dibuat oleh perusahaan pertahanan Anglo-Prancis MBDA. Rudal ini pernah digunakan dalam konflik Irak 2003, Libya 2011, serta untuk membombardir target ISIS di Suriah dan Irak.
Namun, stok rudal Storm Shadow Ukraina dilaporkan terbatas. Hal ini berarti dampaknya mungkin hanya bersifat marginal jika tidak diikuti dengan strategi yang lebih luas.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim serangan rudal lain oleh Ukraina, yakni menggunakan enam rudal ATACMS yang dipasok AS, terjadi di wilayah Bryansk. Serangan ini disebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca Juga: Prancis Ajak China Cegah Eskalasi Nuklir Rusia
Keputusan AS dan Inggris untuk memberikan dukungan rudal jarak jauh memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik. Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir sebagai tanggapan atas kebijakan baru tersebut.