Suara.com - Media Zionis melaporkan bahwa seorang perwira Israel telah tewas di Gaza, menjadikan total korban dari rezim tersebut dalam konflik di Gaza pada Oktober 2023 menjadi 800.
Perwira yang baru tewas itu adalah anggota Brigade Kfir dan dilaporkan ditugaskan di Gaza utara, sebagaimana disampaikan Al Jazeera pada hari Rabu.
Militer Zionis juga menginformasikan bahwa seorang perwira Israel lain, yang merupakan seorang kolonel dan komandan Resimen 90, telah mengalami cedera.
Menurut laporan dari radio Israel, jumlah 800 tentara Zionis yang tewas selama perang yang dimulai di wilayah tersebut sebagian besar terjadi di Jalur Gaza.
Baca Juga: Serangan dari Lebanon, Militer Israel Sebut 40 Proyektil Melintasi Perbatasan
Sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023, sekitar 44.000 orang, mayoritas merupakan wanita dan anak-anak, telah meninggal di Jalur Gaza.
Setelah lebih dari setahun kekerasan di Gaza, Israel belum mencapai dua tujuannya: menghancurkan gerakan perlawanan Palestina Hamas dan membebaskan para tawanan Israel.
Belum lama ini, Perlawanan Islam di Irak (IRI) mengumumkan bahwa mereka telah melaksanakan dua serangan drone terhadap target "penting" di kota pelabuhan Eilat, yang terletak di wilayah selatan yang diduduki oleh Israel.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, kelompok tersebut menyatakan bahwa serangan ini merupakan bagian dari perjuangan berkelanjutan melawan "penjajah" dan sebagai dukungan untuk rakyat Palestina dan Lebanon.
Serangan ini juga dianggap sebagai reaksi terhadap agresi Israel terhadap warga sipil, termasuk wanita, anak-anak, dan lanjut usia, demikian dikatakan oleh IRI dalam pernyataannya.
Baca Juga: Amerika Melihat Ada Peluang Akhiri Konflik Israel-Hizbullah di Lebanon
Kelompok tersebut menegaskan bahwa mereka akan terus dan memperkuat operasi militernya melawan rezim Israel.
Pada hari Kamis, Perlawanan Islam juga mengumumkan telah meluncurkan tiga serangan terhadap target utama di wilayah utara yang diduduki Israel menggunakan pesawat tak berawak.
Kelompok payung yang terdiri dari berbagai gerakan perlawanan Irak ini telah meningkatkan operasi anti-Israel dalam beberapa bulan terakhir untuk mendukung pejuang perlawanan di Lebanon dan Gaza.