Suara.com - Utusan Khusus Amerika Serikat, Amos Hochstein, menyatakan kehadirannya di Beirut pada Selasa (19/11) menandai momentum penting untuk mengakhiri perang Israel-Hizbullah yang telah berlangsung selama dua bulan.
Hochstein mengungkapkan optimisme akan peluang besar untuk mencapai perdamaian setelah setahun ketegangan.
Kampanye udara Israel di Lebanon yang dimulai pada 23 September lalu semakin meningkat dengan serangan darat. Serangan ini menyusul dukungan Hizbullah kepada Hamas setelah serangan 7 Oktober 2023 di Gaza yang memicu perang besar.
"Saya kembali karena ada peluang nyata untuk mengakhiri konflik ini," ujar Hochstein kepada wartawan usai bertemu Ketua Parlemen Nabih Berri, sekutu Hizbullah yang memimpin upaya mediasi.
Ia menekankan pentingnya keputusan dari pihak-pihak terkait.
"Ini adalah momen untuk membuat keputusan. Saya di sini di Beirut untuk memfasilitasi keputusan itu, namun pada akhirnya, semua tergantung pada pihak-pihak tersebut untuk mencapai kesepakatan," jelasnya.
"Kita hampir mencapainya," tambah Hochstein dengan penuh harapan.
Kunjungan Hochstein juga direncanakan akan bertemu Perdana Menteri Najib Mikati di tengah upaya internasional yang dipelopori AS dan Prancis untuk menciptakan gencatan senjata.
Dalam pernyataannya, Hochstein menyebut diskusi dengan Berri sangat konstruktif, di mana berbagai perbedaan mulai teratasi.
Baca Juga: Tragedi Gaza Berulang di Lebanon: Ratusan Anak Tewas, Dunia Diam
"Kami telah melakukan pembicaraan yang sangat konstruktif dengan Ketua Berri, dan terus mempersempit celah dalam diskusi beberapa pekan terakhir," ujarnya.
Sumber pemerintah Lebanon mengungkapkan pandangan positif terhadap proposal AS, meski masih ada beberapa poin yang perlu dibahas. AS juga mendorong penerapan penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang Israel-Hizbullah 2006 dan menyerukan penarikan semua pasukan bersenjata selain tentara Lebanon dan penjaga perdamaian PBB dari perbatasan Lebanon-Israel.