Suara.com - Gaza kembali menghadapi tragedi kemanusiaan setelah hampir 100 truk yang membawa bantuan pangan untuk warga Palestina dijarah secara brutal pada 16 November 2024.
Insiden ini, yang terjadi di tengah konflik yang telah berlangsung selama 13 bulan, dilaporkan oleh dua badan PBB—UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina) dan WFP (Program Pangan Dunia).
Louise Wateridge, Pejabat Darurat Senior UNRWA, mengungkapkan bahwa konvoi yang terdiri dari 109 truk ini diarahkan oleh otoritas Israel untuk mengambil rute baru yang tidak dikenal dari perbatasan Kerem Shalom. Namun, 98 truk di antaranya menjadi sasaran penjarahan, menyebabkan sebagian pengemudi mengalami cedera.
“Kejadian ini mencerminkan parahnya tantangan akses untuk membawa bantuan ke wilayah selatan dan tengah Gaza,” jelas Wateridge.
Baca Juga: Turki Bantah Kantor Hamas Pindah ke Wilayahnya
Ia menekankan bahwa situasi semakin mendesak, dan tanpa intervensi cepat, kekurangan pangan yang parah akan terus memburuk, mengancam lebih dari dua juta orang yang bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Juru bicara WFP juga membenarkan kejadian tersebut, menyatakan bahwa banyak jalur di Gaza saat ini tidak dapat dilalui karena isu keamanan.
Di sisi lain, seorang pejabat Israel menyebutkan bahwa pihaknya telah berupaya menangani situasi kemanusiaan sejak awal konflik, tetapi distribusi bantuan PBB menghadapi tantangan besar di lapangan.
Akses bantuan ke Gaza telah mencapai titik terendah, terutama di wilayah utara yang terkepung. Serangan militer besar-besaran oleh Israel, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, terus memperburuk kondisi.
Baca Juga: Pertempuran Terbuka? Hizbullah Klaim Serangan Balasan, Tel Aviv Jadi Medan Perang