Sekolah di Beirut Tutup Setelah Serangan Israel Menewaskan 6 Orang

Bella Suara.Com
Selasa, 19 November 2024 | 16:08 WIB
Sekolah di Beirut Tutup Setelah Serangan Israel Menewaskan 6 Orang
Asap mengepul di atas gedung-gedung setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, Jumat (4/10/2024). [ETIENNE TORBEY / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekolah-sekolah di Beirut, ibu kota Lebanon, terpaksa ditutup pada hari Senin setelah serangan udara Israel yang menewaskan enam orang pada malam sebelumnya. Serangan tersebut menghantam distrik-distrik padat penduduk di pusat Beirut, yang selama ini relatif terhindar dari kekerasan yang melanda wilayah lain di Lebanon.

Menurut data Kementerian Kesehatan Lebanon, enam orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk kepala hubungan media Hezbollah, Mohammed Afif, yang juga menjadi salah satu tokoh penting kelompok tersebut. Israel dan Hezbollah mengonfirmasi bahwa Afif menjadi korban serangan ini.

Akibat serangan ini, Kementerian Pendidikan Lebanon memutuskan untuk menutup sekolah dan institusi pendidikan tinggi di Beirut selama dua hari. Keputusan ini diambil sebagai langkah untuk melindungi siswa dan staf di tengah meningkatnya ketegangan.

Konflik yang telah berlangsung lebih dari setahun ini semakin mempengaruhi kehidupan warga Lebanon, terutama anak-anak dan remaja, yang terpaksa menghadapi dampak perang. Banyak sekolah di seluruh Lebanon telah diubah menjadi tempat penampungan bagi pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang berkepanjangan ini.

Baca Juga: Strategi Bijak Sebelum Mengejar Impian Beasiswa Ke Luar Negeri

Sejak akhir September, Israel memperluas fokus perangnya dari Gaza ke Lebanon, dengan Hezbollah sebagai pihak yang mendukung Palestina. Serangan-serangan balasan dari Hezbollah terhadap Israel telah menyebabkan lebih dari 60.000 warga Israel mengungsi. Israel, yang berkomitmen untuk mengalahkan Hezbollah, meningkatkan serangannya terhadap kelompok ini, yang berujung pada kematian beberapa pejabat tinggi Hezbollah, termasuk pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, pada akhir September.

Pada minggu ini, serangan udara Israel di Beirut menyebabkan kebakaran besar di kawasan perbelanjaan yang ramai, menghancurkan sebagian bangunan dan beberapa toko. Meskipun api telah dipadamkan, ledakan tangki bahan bakar diesel menambah kerusakan yang ada. Tidak lama setelah itu, serangan lanjutan terjadi di beberapa lokasi di selatan Lebanon, wilayah yang dikenal sebagai benteng Hezbollah.

Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 200 target di Lebanon dalam 36 jam terakhir, termasuk di pinggiran selatan Beirut, yang merupakan basis utama Hezbollah. Militer Lebanon, yang tidak terlibat langsung dalam konflik ini, melaporkan bahwa Israel menargetkan sebuah pusat militer di selatan Lebanon, mengakibatkan dua tentara Lebanon tewas.

Sementara itu, situasi di Gaza juga tetap memanas. Serangan Israel terus berlanjut, dengan lebih banyak korban berjatuhan, terutama di wilayah utara Gaza, yang dilaporkan telah mengalami kehancuran besar. Menurut badan kesehatan Gaza, lebih dari 43.000 orang telah tewas sejak dimulainya perang, mayoritasnya adalah wanita dan anak-anak.

Keadaan kemanusiaan yang memburuk di Gaza dan Lebanon telah mendapatkan kecaman internasional, dengan PBB menyebutkan bahwa situasi di utara Gaza sangat kritis. Namun, hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa perang ini akan segera mereda.

Baca Juga: Kesaksian Warga Israel saat Dihantam Roket Hizbullah: Semuanya Menjadi Gelap!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI