Suara.com - Serangan masif Rusia melanda seluruh Ukraina, dengan lebih dari 200 rudal dan drone dikerahkan, menurut Presiden Volodymyr Zelenskyy. Serangan gabungan ini menyasar berbagai wilayah, merusak infrastruktur energi dan menargetkan kota-kota yang dihuni warga sipil, termasuk yang tengah tertidur.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, mengecam tindakan Rusia yang disebutnya menyerang kota-kota damai dan membidik warga sipil yang sedang tidur. Serangan ini memperparah kondisi musim dingin yang melanda, dengan Moskow tampaknya berfokus pada infrastruktur energi untuk mengintimidasi rakyat Ukraina melalui kedinginan dan kegelapan.
"Kita sedang menghadapi kejahatan mutlak yang hanya mengerti bahasa kekuatan," tegas Zelenskyy.
"Hanya bersama kita dapat menghentikan kejahatan ini," tambahnya.
Baca Juga: Biden Izinkan Ukraina Luncurkan Serangan ke Wilayah Rusia dengan Rudal AS
Di wilayah selatan Ukraina, Mykolaiv menjadi salah satu kota yang terdampak parah. Dua orang tewas dalam serangan drone Rusia yang juga merusak bangunan bertingkat, mobil, dan pusat perbelanjaan. Layanan darurat Ukraina melaporkan bahwa dua wanita tewas, dan enam orang lainnya, termasuk dua anak-anak, terluka.
Oleh Kiper, gubernur regional Odesa, mengonfirmasi bahwa dua orang tewas dan seorang remaja berusia 17 tahun terluka setelah serangan Rusia di pelabuhan Laut Hitam tersebut.
"Infrastruktur energi rusak, menyebabkan gangguan dalam pasokan panas, air, dan listrik," ungkapnya.
Serangan juga terjadi di wilayah Dnipro, di mana dua orang tewas dan tiga lainnya luka-luka akibat serangan di sebuah depot kereta api. Di Lviv, dekat perbatasan dengan Polandia, seorang wanita kehilangan nyawanya setelah sebuah serangan menghantam mobilnya.
Di Kyiv, ibu kota Ukraina, serangan menyebabkan kebakaran di atap sebuah gedung tempat tinggal, melukai setidaknya dua orang. Warga bergegas berlindung di stasiun metro, sementara tim darurat sibuk mengevakuasi bagian rudal yang tertanam di apartemen.
Baca Juga: Komandan Pasukan Khusus Ukraina Ditangkap, Diduga Bocorkan Rencana Operasi ke Rusia
Militer Ukraina menyatakan telah berhasil menghancurkan 102 rudal dan 42 drone yang diluncurkan Rusia. Beberapa rudal hipersonik juga termasuk di antara 120 proyektil yang ditembakkan ke wilayah Ukraina. Pertahanan udara aktif di hampir semua wilayah, berupaya melindungi infrastruktur penting.
Penyedia energi terbesar Ukraina, DTEK, melaporkan kerusakan serius pada peralatan di stasiun tenaga termal. Staf mereka kini bekerja keras untuk memperbaiki fasilitas yang hancur.
Rusia, melalui Kementerian Pertahanannya, mengklaim serangan tersebut menargetkan sumber energi yang mendukung kompleks militer Ukraina. Serangan tersebut juga memicu tanggapan dari Polandia, yang mengerahkan angkatan udaranya untuk mengantisipasi serangan misil dan drone Rusia.
Zelenskyy menyampaikan belasungkawa kepada semua korban serangan terbaru ini, seraya menegaskan bahwa semua kekuatan yang diperlukan telah dikerahkan untuk memulihkan fasilitas dan pasokan energi. Hari Selasa nanti, Ukraina akan menandai 1.000 hari sejak Rusia memulai apa yang disebutnya "operasi militer khusus."