Suara.com - Layanan Keamanan Ukraina (SBU) mengungkapkan pada Jumat (10/11) bahwa mereka telah menangkap seorang komandan unit pasukan operasi khusus. Ia diduga membocorkan informasi rencana operasi di garis belakang musuh kepada GRU, badan intelijen militer Rusia.
SBU menyebutkan bahwa informasi yang bocor tersebut terkait dengan misi-misi sabotase dan pengintaian yang dilakukan oleh pasukan khusus Ukraina di arah Zaporizhzhia, Kherson, dan Krimea.
"Penyerang sangat tertarik pada intelijen mengenai serangan sabotase dan pengintaian yang dilakukan oleh pasukan khusus Ukraina di belakang garis depan," kata SBU dalam sebuah pernyataan di aplikasi pesan Telegram.
Komandan yang ditangkap, memiliki pangkat setara kolonel letnan. Ia diketahui memiliki akses ke informasi penting tentang rute yang direncanakan, senjata yang digunakan, serta target-target yang dituju dalam misi tersebut.
Baca Juga: Donald Trump Janji Perkuat Militer AS dan Akhiri Perang Ukraina-Rusia
Berdasarkan informasi yang bocor, pasukan Rusia berencana menggunakan intelijen tersebut untuk membunuh tentara pasukan khusus Ukraina di garis depan dan di wilayah selatan Ukraina yang dikuasai Rusia.
SBU mengungkapkan bahwa komandan unit tersebut telah diaktifkan oleh intelijen militer Rusia pada musim semi tahun ini, padahal ia telah direkrut sebelum invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022 melalui hubungan pribadinya di Rusia.
Dalam penyelidikan ini, SBU melibatkan pimpinan militer Ukraina.
Jika terbukti bersalah, komandan yang disebut sebagai pengkhianat ini dapat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan dakwaan pengkhianatan terhadap negara.
Tindakan pengkhianatannya ini semakin memperburuk situasi yang sudah tegang dalam perang Ukraina-Rusia, di mana kepercayaan terhadap para petinggi militer semakin teruji.
Baca Juga: Serangan Udara Rusia Hantam Odesa, Satu Tewas dan Puluhan Terluka