Jenguk Pecandu Judol di RSCM, Cak Imin Cerita Ada Pasien yang Sembuh tapi Kambuh Lagi

Jum'at, 15 November 2024 | 13:25 WIB
Jenguk Pecandu Judol di RSCM, Cak Imin Cerita Ada Pasien yang Sembuh tapi Kambuh Lagi
Menteri Kooordinasi (Menko) Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar. [Suara.com/Lilis Varwati]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kooordinasi (Menko) Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar sambangi pasien kecanduan judi online (judol) yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Jumat (15/11/2024). Dia mendatangi ruang rawat psikiatri dan mendapati sejumlah pasien yang alami gangguan mental akibat judol.

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyampaikan kalau kunjungannya tersebut untuk memahami dampak dari kecanduan judol dari sisi kesehatan mental juga fisik.

"Kedatangan saya khusus ingin mengerti dan memahami serta melihat secara utuh dari segi kesehatan, baik mental maupun fisik para korban judi online. Kita tahu persis judi online telah merusak seluruh sendi kehidupan dan menghambat individu maupun masyarakat untuk memasuki tahapan kesejahteraannya," kata Cak Imin saat konferensi pers di RSCM, Jakarta, Jumat (15/11/2024).

Cak Imin bercerita bahwa dirinya bertemu dengan pasien kecanduan judi online yamg sebelumnya sudah sembuh, namun kambuh lagi. Serta beberapa pasien lainnya yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Arahan Prabowo ke Jaksa Agung dan Kapolri Soal Judol: Berantas, Tegakkan Hukum Setegak-tegaknya

"Jadi saya ketemu seorang pasien yang sudah sehat, juga menjelaskan bagaimana kecanduan dan akhirnya sempat pulang, pergi dari rumah sakit ini, kambuh lagi, diatasi lagi. Alhamdulillah akhirnya sembuh. Juga masih banyak pasien-pasien yang datanya amat sangat banyak di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Kepala Divisi Psikiatri Adiksi dr Kristiana Siste, SpKJ, membenarkan bahwa pasien kecanduan judi online memang rentan alami kekambuhan. Terutama dalam waktu tiga bulan pertama usai jalani terapi psikis.

"Pada tiga bulan pertama pascasembuh, tingkat kekambuhan bisa sampai 80 persen," kata Siste.

Sementara itu, untuk proses terapi yang harus dijalani pasien bisa memakan waktu hingga satu tahun lamanya. Siste menjelaskan bahwa proses terapi pasien kecanduan judol harus dilakukan bertahap karena telah terjadi kerusakan pada saraf otak.

Dia menyebutkan bahwa kecanduan judol mirip dengan kecanduan narkotika. Hanya saja pada kecanduan judol tidak ada zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi, telah terjadi kerusakan di dalam otaknya.

Baca Juga: Mensesneg Ungkap Arahan Presiden Prabowo Terkait Judi Online, Ini Isinya

"Ada kerusakan otak bagian depan sehingga tidak bisa mengendalikan perilaku, maka ada modalitas terapi terkini namanya transmagnetic stimulation. Jadi dialirkan gelombang elektromagnetik yang bisa mengaktifkan stop system di otak bagian depan, sehingga orang tersebut bisa mengendalikan perilakunya," jelasnya

Sayangnya, belum ada data konkrit mengenai jumlah pasien kecanduan judol yang pernah alami kekambuhan. Sementara itu, data RSCM per Januari sampai Oktober 2024 ada sekitar 126 pasien kecanduan judi online yang jalani rawat jalan, meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2023.

Sedangkan rawat inap mencapai 46 orang, meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2023.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI