Suara.com - Seorang anggota senior Parlemen Lebanon telah memberikan tanggapan terhadap serangan udara dan penembakan Israel yang berkelanjutan di negaranya, dengan memperingatkan bahwa tindakan pembunuhan ini akan semakin memperburuk krisis rezim Zionis.
Meski musuh dapat melakukan lebih banyak kejahatan, sikap Lebanon tidak akan berubah, ungkap Ali Hasan Khalil dalam sebuah wawancara pada Rabu malam.
Ia menekankan bahwa setelah 50 hari invasi, musuh belum berhasil merebut satu tempat pun di Lebanon, merujuk pada perlawanan kuat dari pejuang Hizbullah di wilayah selatan.
Khalil menegaskan bahwa tidak ada warga Lebanon yang akan menerima kehadiran rezim Israel dan aktivitasnya di negaranya pasca gencatan senjata.
Baca Juga: Israel Minta Klarifikasi atas Keterlibatan Hakim ICC dalam Kasus Dugaan Kejahatan Perang Netanyahu
Ia juga menjelaskan bahwa Hizbullah telah beberapa kali menegaskan dukungannya terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, sementara Israel berusaha menambahkan syarat lain pada resolusi tersebut.
Dia mencatat adanya kesatuan posisi rakyat Lebanon terhadap Resolusi 1701 dan bahwa koordinasi dengan pihak perlawanan telah dilakukan.
Khalil juga menyebutkan bahwa Amos Hochstein, utusan penting dari Washington yang bertugas menangani pencegahan konflik, seharusnya menyampaikan proposal kepada Israel tetapi mengatakan bahwa hingga kini, pemerintah Lebanon belum menerima tanggapan atau komentar terkait hal tersebut.