Suara.com - Meski kasusnya telah didamaikan, Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Selly Andriany Gantina mendesak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk menginvestigasi aksi arogan pengusaha kelab malam, Ivan Sugianto yang memaksa siswa SMA Gloria 2 Surabaya bersujud dan menggonggong bak anjing.
"Sebagai solusi, DPR RI Komisi VIII mendorong agar KPAI tetap mengambil langkah investigasi dan melakukan pemantauan agar kasus-kasus serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang," kata Selly saat dihubungi Suara.com, Kamis (14/11/2024).
Selain itu, legislator PDIP itu juga mendesak agar lembaga pendidikan di seluruh Indonesia lebih aktif dalam membangun lingkungan yang aman dan menghargai martabat siswa.
"Komisi VIII juga siap memperkuat peraturan dan program perlindungan anak melalui kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat," katanya.
"Hal ini penting agar anak-anak kita mendapatkan lingkungan belajar yang kondusif, bebas dari kekerasan, dan mampu mendukung perkembangan mereka secara optimal," sambungnya.
Prihatin
Selly sendiri mengaku sangat menyayangkan atas adanya kejadian tersebut. Menurutnya, hal itu sudah termasuk tindak kekerasan psikologis.
"Sangat prihatin dan menyayangkan peristiwa yang terjadi di salah satu SMA di Surabaya, di mana siswa diduga dipaksa untuk sujud dan menggonggong. Meskipun kasus ini telah diselesaikan secara damai antara kedua belah pihak, tindakan semacam ini tetap menjadi perhatian serius," ujarnya.
![Pengusaha Surabaya, Ivan Sugianto, viral usai mengamuk dan paksa anak SMA menggonggong. [X/oposisi6890]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/11/12/54456-pengusaha-surabaya-ivan-sugianto-viral-usai-mengamuk-dan-paksa-anak-sma-menggonggong.jpg)
"Perbuatan tersebut merupakan bentuk kekerasan psikologis yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan yang sehat serta melanggar hak-hak anak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak," imbuhnya.
Disorot KPAI