Sementara di tengah proses penerimaan CPNS, sebuah video berdurasi 1 menit 24 detik beredar di media sosial, termasuk Facebook dan WhatsApp.
Dalam tayangan video tersebut menuduh Gerakan Pencaker Intan Jaya (GEPIYA) mencemarkan nama baik dalam proses seleksi CPNS, dengan menyiratkan potensi ketidakadilan yang dapat merusak hubungan masyarakat setempat, khususnya antara suku Mee dan Moni.
Menanggapi hal tersebut, Yanuarinus Weya memberikan klarifikasi.
"Video yang beredar di grup WhatsApp itu bukan dari kami. Ada pihak yang mengambil video secara diam-diam tanpa izin," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya telah menghimbau semua pelamar untuk mengikuti prosedur dengan baik.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah mengeluarkan surat keputusan bahwa 20 persen kuota diperuntukkan bagi pendatang dan 80 persen untuk masyarakat asli Intan Jaya.
"Kami ingin klarifikasi bahwa tindakan menghadang beberapa pelamar yang terjadi di lokasi tes CPNS bukan dilakukan oleh masyarakat asli Intan Jaya, melainkan oleh pihak tidak dikenal (OTK)," tambahnya.
Lebih lanjut, ia juga mengimbau masyarakat agar tidak terpancing oleh narasi negatif yang beredar.
"Kami minta masyarakat tidak terpengaruh oleh komentar-komentar yang tidak bertanggung jawab. Hal ini adalah pernyataan resmi dari pencaker Intan Jaya," katanya.
Baca Juga: Setelah SKB CPNS Tes Apa Lagi? Ini Tahapan Seleksi dan Jadwal Resminya
Kontributor : Elias Douw