Iran Siapkan Langkah Antisipasi Hadapi Potensi Pembatasan Minyak

Bella Suara.Com
Rabu, 13 November 2024 | 20:56 WIB
Iran Siapkan Langkah Antisipasi Hadapi Potensi Pembatasan Minyak
Ilustrasi kilang minyak. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Iran terus mempersiapkan strategi untuk menjaga produksi dan ekspor minyak mereka, seiring dengan kemungkinan adanya pembatasan baru dari Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump. Menteri Perminyakan Iran, Mohsen Paknejad, menegaskan bahwa berbagai langkah telah diambil untuk memastikan sektor minyak tetap stabil meskipun ada ancaman sanksi.

"Kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Saya tidak akan menjelaskan secara rinci, tetapi rekan-rekan di sektor minyak telah mempersiapkan diri untuk menghadapi pembatasan yang mungkin terjadi, jadi tidak ada alasan untuk khawatir," ujar Paknejad, Rabu, seperti dikutip dari situs berita resmi kementerian perminyakan, Shana.

Dampak Sanksi di Masa Lalu

Pada tahun 2018, saat Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk keluar dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran, ia kembali memberlakukan sanksi yang menghantam keras sektor minyak Iran. Dampaknya, produksi minyak Iran sempat anjlok hingga 2,1 juta barel per hari (bpd) selama masa kepresidenan Trump. Penurunan ini tidak hanya melemahkan perekonomian Iran, tetapi juga mengganggu pasar minyak global.

Namun, setelah periode yang penuh tantangan tersebut, Iran menunjukkan kebangkitan yang signifikan dalam produksi minyak. Menurut Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), produksi minyak Iran kini telah pulih hingga sekitar 3,2 juta barel per hari, menandakan kebangkitan yang konsisten meski masih di bawah tekanan sanksi.

Baca Juga: Gaza di Ambang Kelaparan, AS Desak Israel Segera Akhiri Perang

Ekspor Minyak Iran Terus Naik

Meskipun sanksi AS masih berlaku, ekspor minyak Iran tahun ini hampir mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, mendekati 1,7 juta bpd. Sebagian besar pasokan minyak Iran dibeli oleh kilang minyak di Tiongkok, yang secara konsisten menolak untuk mengakui sanksi sepihak yang diberlakukan Amerika Serikat. Beijing tetap teguh pada pendiriannya, menyatakan bahwa mereka tidak terikat pada hukum AS dan akan terus melanjutkan kerja sama energi dengan Iran.

Tantangan dan Peluang

Langkah-langkah antisipatif yang diambil oleh Iran menunjukkan upaya serius negara tersebut dalam melindungi sektor energi mereka dari dampak politik global. Dengan potensi munculnya kembali ketegangan dari AS, Iran tampak percaya diri bahwa mereka mampu mengatasi hambatan yang mungkin datang.

"Produksi minyak adalah nadi perekonomian kami, dan kami tidak akan tinggal diam menghadapi ancaman," tambah Paknejad, mengisyaratkan komitmen pemerintah untuk mempertahankan posisi Iran di pasar minyak dunia.

Sementara itu, dunia terus memantau situasi, mengingat ketegangan geopolitik yang dapat mempengaruhi pasokan dan harga minyak secara global. Dalam dinamika yang berubah-ubah ini, Iran berusaha menegaskan bahwa mereka siap menghadapi segala kemungkinan.

Baca Juga: Tegang! Rusia Peringatkan Israel Hentikan Serangan Udara Dekat Pangkalan Militernya di Suriah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI