Dalam bahasa Maluku, “Ulate” merujuk pada jenis kupu-kupu yang menjadi simbol harmonisasi manusia dengan alam. Lagu O Ulate menggambarkan keindahan alam Maluku dengan lirik-lirik yang penuh nuansa lokal, seperti menyebutkan kayu manis dan Ambon.
Pesan ini tidak hanya menggambarkan lingkungan tetapi juga mencerminkan gaya hidup masyarakat Maluku yang sederhana dan dekat dengan alam.
Tak hanya keindahan alam, O Ulate juga menekankan nilai gotong-royong yang kental di masyarakat. Lirik seperti “Kalau ada sumur di ladang, boleh beta menumpang mandi” menyiratkan filosofi tentang pentingnya saling membantu dan berbagi. Filosofi sederhana ini menggambarkan budaya gotong-royong yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.