Suara.com - Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito menyebut bahwa fraksi di DPR yang masih bersedia menjadi oposisi bisa 'minta bantuan' warganet untuk perkuat sistem pengawasan terhadap pemerintahan.
"Ini kami bisa lihat misalnya di era keterbukaan sekarang kekuatan media sosial itu menjadi stimulan dan itu melampaui sejumlah kursi di parlemen. Percayalah, dengan cara seperti itu demokrasi akan sehat. Karena kalau tidak ya enggak bisa," kata Arie kepada Suara.com, ditemui usai acara seminar Kagama 'Prospek Demokrasi Indonesia' di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Dikatakan olehnya bahwa oposisi berperan sebagai penyeimbang demokrasi dan mencegah adanya kekuasaan dominan. Menurut Arie, kemampuan untuk merumuskan peran baru sebagai oposisi akan membantu kepercayaan publik bahwa demokrasi Indonesia masih bisa dibenahi.
Pakar Sosiologi Politik UGM itu juga menyatakan agar siapa pun untuk tidak meremehkan kekuatan dukungan masyarakat sipil.
Baca Juga: Kunker ke AS, Presiden Prabowo Didatangi Direktur CIA, Ada Apa?
Hal tersebut telah telah terlihat dari beberapa kali desakan masyarakat sipil yang akhirnya memengaruhi kebijakan pemerintah.
"Sebetulnya bisa (DPR didukung warganet di medsos). Ya kita ujilah gitu. Dan menurut saya jangan remehkan masyarakat sipil. Kalau dia punya aspirasi yang hampir sama pasti ada daya dukung yang dimungkinkan mereka terlibat gitu," tuturnya.
Menurut Arie, cara pandang bernegara terhadap oposisi memabg tidak bisa lagi dilihat secara konservatif hanya dari jumlah di parlemen. Tetapi kini diperlukan juga peran aktif dari masyarakat sipil sebagai pengawas pemerintahan.
"Sebetulnya paradigma oposisi itu harus berubah. Tidak sekadar diletakkan dalam angka numerik dalam arti formal. Tetapi resonansi itu, kemampuan dia membangun komunikasi pada publik itu menjadi kunci," pungkasnya.