Suara.com - Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, melontarkan kata "cincai" saat membahas polemik dugaan jual-beli hukum di Mahkamah Agung (MA). Dalam tayangan kanal YouTube Deddy Corbuzier, Mahfud menyebut semua persoalan hukum di MA, bisa "dibereskan" di atas atau dengan petinggi lembaga negara tersebut.
Lantas, apa arti cincai?
Istilah cincai sering kali terdengar dalam percakapan masyarakat Indonesia. Ternyata kata ini sudah diserap dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Istilah cincai bersamaan dengan cuan dan cengli. Ketiga kata itu berasal dari bahasa Hokkien, bagian dari dialek Minnan (Min Selatan) dalam bahasa Tiongkok.
Tiga istilah itu telah menjadi populer di dunia bisnis serta keseharian masyarakat Indonesia. Bahkan, Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merangkum tiga istilah ini sebagai "3C," yaitu cincai, cuan, dan cengli.
Prinsip 3C dikenal luas sebagai falsafah hidup yang turun-temurun dijadikan pegangan dalam masyarakat Tionghoa. Makna dari ketiga istilah ini mencakup nilai-nilai penting seperti fleksibilitas, keadilan, dan keuntungan.
Dalam keseharian, cincai memiliki makna sikap fleksibel, mudah berkompromi, dan saling memahami. Filosofi ini mengajarkan agar setiap urusan dapat disesuaikan dengan keadaan dan dijalankan dengan kompromi. Dalam KBBI, cincai berarti bisa diatur.
Sementara, istilah cengli secara harfiah berarti "adil" atau "jujur". Sikap cengli mengutamakan kejujuran dalam berbisnis dan berinteraksi sosial, sehingga menciptakan kepercayaan dan menjunjung tinggi nilai keadilan.
Kata cuan sendiri memiliki arti "untung" atau "manfaat". Meski sering kali dikaitkan dengan keuntungan finansial, makna cuan lebih luas, yaitu segala hal yang memberikan manfaat.
Blak-blakan Mahfud MD
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan secara terbuka dugaan praktik jual-beli hukum di Mahkamah Agung (MA). Ia menyatakan bahwa sistem peradilan di Indonesia, khususnya di MA, rentan terhadap korupsi dan menjadi sarang mafia hukum.
Dalam pernyataannya, Mahfud MD yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi menyoroti bahwa korupsi lebih sering terjadi di kota-kota besar, terutama di instansi-instansi hukum. Menurutnya, kondisi ini menjadikan MA sebagai pusat kegiatan mafia hukum.
"Orang-orang sering mengatakan sarang mafia itu ada di Mahkamah Agung. Kalau tidak percaya, datang saja ke MA," ujar Mahfud MD, seperti dikutip dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Selasa (12/11/2024).
Mahfud MD juga mengungkapkan adanya berbagai indikasi yang memperkuat dugaan ini. Bahkan, menurutnya, sejak pertama kali memasuki lingkungan MA, seseorang sudah bisa melihat gejala yang mencurigakan.
"Begitu sampai di tukang parkir saja sudah tahu perkara nomor berapa yang datang. Masuk ke lobi, ditanya lagi soal perkara tersebut," ungkapnya.
Mahfud MD mengungkapkan bahwa di lingkungan Mahkamah Agung terdapat fasilitas khusus, termasuk lift yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu.
"Ada lift khusus yang disebut lift Kompi A, yang digunakan oleh orang tertentu dengan janji khusus kepada pejabat di atas," katanya.
"Ada lift untuk tamu, tapi ini ada lift khusus mungkin milik ketua atau siapa tapi ada orang tertentu yang bisa masuk nanti di atas situ cincai," katanya lagi.
Ia menambahkan bahwa beberapa orang yang mengatur lift khusus tersebut telah dipenjara. Meski begitu, ia menyebut masih ada sejumlah oknum yang terlibat dan masih berada di Mahkamah Agung.
"Sebagian orangnya sudah masuk penjara, tetapi masih ada yang tersisa di MA," lanjutnya.
Mahfud MD menegaskan, membuka semua kasus yang terkait praktik mafia di MA berpotensi mengungkap banyak pihak.
"Jika kotak pandora ini dibuka, bisa meledak dan menyangkut berbagai kasus besar. Negara bisa kacau," pungkasnya.