Suara.com - Kepolisian Belanda kembali menangkap lima orang terkait serangkaian serangan terhadap fans sepak bola Israel di Amsterdam. Dengan penangkapan terbaru ini, total 68 orang kini ditahan setelah serangan brutal terjadi pada Kamis malam, menyusul pertandingan antara klub lokal Ajax dan tim Israel, Maccabi Tel Aviv.
Perdana Menteri Belanda, Dick Schoof, mengutuk keras aksi kekerasan yang dinilai bermotif antisemitisme tersebut.
“Gambar dan laporan dari Amsterdam tentang serangan antisemit yang menargetkan orang Israel dan komunitas Yahudi sangat mengejutkan dan tidak dapat diterima,” ujar Schoof pada Senin.
Ia menegaskan bahwa pemerintah Belanda akan mengerahkan segala upaya untuk membawa pelaku ke pengadilan.
Baca Juga: Eksodus Warga Israel: 42% Meninggalkan Negara di Tengah Perang Gaza dan Ketidakstabilan Politik
Serangan itu melibatkan kelompok pemuda yang mengendarai skuter dan berjalan kaki, mencari fans Israel di sekitar Amsterdam. Mereka memukuli korban sebelum melarikan diri.
Wali Kota Amsterdam melaporkan bahwa lima orang terluka akibat kekerasan ini. Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang pria dikejar dengan caption provokatif, “Saksikan dan nikmati enam Zionis yang dikejar. Bebaskan Palestina.”
Insiden ini memicu kecaman dari otoritas Belanda dan para pemimpin internasional, termasuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Menyusul serangan itu, pemerintah Israel mengirimkan pesawat tambahan untuk memulangkan para pendukung Maccabi.
Netanyahu juga memperingatkan warganya untuk menghindari menghadiri acara budaya atau olahraga di luar negeri minggu ini, mengklaim bahwa ada ancaman nyata terhadap warga Israel di kota-kota Eropa seperti Amsterdam, London, Paris, dan Brussels.
Sebelum pertandingan, fans Maccabi Tel Aviv dilaporkan merobek dan membakar bendera Palestina serta meneriakkan slogan anti-Arab. Meski demikian, Perdana Menteri Schoof menekankan bahwa tindakan para fans Israel tersebut tidak dapat digunakan sebagai pembenaran atas kekerasan terhadap komunitas Yahudi di Amsterdam.
Baca Juga: Tragedi di Lebanon: 43 Jenazah Ditemukan di Bawah Reruntuhan Akibat Serangan Israel
“Kami mengutuk semua bentuk kekerasan, tetapi apa yang terjadi malam itu adalah hal yang tak bisa diterima,” katanya.
Sementara itu, lebih dari 100 demonstran pro-Palestina ditahan polisi pada Minggu, saat mereka mengabaikan larangan demonstrasi di Dam Square. Larangan unjuk rasa tiga hari yang diterapkan sejak Jumat kemudian diperpanjang hingga Kamis mendatang setelah kerusuhan terus berlanjut.
Senin malam, suasana semakin memanas ketika puluhan orang bersenjata tongkat dan kembang api membakar sebuah tram di Amsterdam. Api berhasil dipadamkan dengan cepat, dan polisi antihuru-hara segera membubarkan massa. Hingga saat ini, penyelidikan masih berlangsung untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.