Krisis Pangan di Gaza Memburuk: 345.000 Warga Hadapi Bencana Kelaparan

Bella Suara.Com
Sabtu, 09 November 2024 | 18:33 WIB
Krisis Pangan di Gaza Memburuk: 345.000 Warga Hadapi Bencana Kelaparan
Ilustrasi - Pengungsi Palestina mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh sebuah badan amal untuk berbuka puasa di Rafah, Jalur Gaza Selatan, Senin (11/3/2024). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Krisis pangan yang semakin parah mengancam wilayah Gaza Utara. Hal ini disampaikan oleh Komite Tinjauan Kelaparan (Famine Review Committee) dalam sebuah peringatan yang diterbitkan pada hari Sabtu lalu.

Laporan yang didukung oleh PBB ini menegaskan bahwa kondisi di Gaza terus memburuk, dengan kemungkinan besar kelaparan akan segera terjadi.

Menurut laporan tersebut, ambang batas kelaparan telah terlampaui atau akan tercapai dalam waktu dekat. Laporan itu juga mengungkapkan bahwa sekitar 345.000 orang di Gaza, yang merupakan 16% dari total populasi, diperkirakan akan menghadapi bencana ketahanan pangan antara November 2024 dan April 2025.

Angka ini dikategorikan dalam IPC Phase 5, yang berarti kelaparan, kematian, kerugian besar, dan tingkat kekurangan gizi akut yang sangat kritis.

Baca Juga: Industri Pariwisata Yordania Terpuruk Akibat Konflik Israel-Hamas

Sejak laporan pertama kali dirilis pada 17 Oktober, situasi di Gaza Utara semakin parah. Sistem pangan di wilayah tersebut runtuh, bantuan kemanusiaan semakin sedikit, dan kondisi sanitasi serta akses ke air bersih semakin memprihatinkan.

"Kelaparan, kekurangan gizi, dan kematian akibat malnutrisi serta penyakit telah meningkat pesat di daerah-daerah ini," kata laporan tersebut.

Operasi militer Israel yang semakin intensif sejak awal Oktober, sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.

Di Gaza Utara, banyak wilayah yang telah menjadi zona evakuasi dengan ketegangan yang semakin meningkat.

Bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza kini berada pada tingkat terendah sejak Oktober 2023. Akses terhadap pangan semakin terbatas, dan harga barang-barang pokok melonjak tajam di pasar gelap.

Baca Juga: Warga Amsterdam Serang Suporter Israel yang Sobek Bendera Palestina

Harga gas memasak meningkat hingga 2.612 persen, diesel 1.315 persen, dan kayu bakar 250 persen. Keadaan ini, disertai dengan keruntuhan mata pencaharian, membuat warga Gaza kesulitan untuk membeli atau menukar barang-barang kebutuhan dasar mereka.

Selain itu, laporan ini juga mengungkapkan kekhawatiran serius terkait pemutusan hubungan Israel dengan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang dapat berdampak sangat buruk terhadap operasi kemanusiaan di Gaza.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI