Suara.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi merobak jajaran pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Teguh kini telah mencopot Joko Agus Setyono dari jabatan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) DKI.
Sebagai penggantinya, Teguh melantik Marullah Matali yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata sebagai Sekda DKI. Marullah sendiri juga merupakan mantan Sekda sebelum dicopot dan dijadikan Deputi oleh eks Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Bersamaan dengan pengangkatan Marullah, Joko kini dilantik Teguh sebagai Deputi Gubernur DKI bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi.
Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pimpinan tinggi madya di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 166/TPA Tahun 2024 tertanggal 8 November 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
“Saya menyampaikan selamat bertugas, baik kepada Marullah Matali sebagai Sekda DKI Jakarta dan Joko Agus Setyono sebagai Deputi Gubernur DKI bidang Industri, Perdagangan dan Transportasi,” kata Pj Gubernur Teguh di Balai Kota DKI Jakarta, pada Jumat, (8/11/2024).
Ia mengharapkan, kedua pimpinan tinggi madya ini dapat menjalankan amanat dengan penuh dedikasi dan berintegritas untuk mendukung fungsi Pemprov DKI sebagai pusat perekononomian nasional yang sedang bertransformasi menjadi kota global.
“Saya meminta, segenap pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta untuk terus meningkatkan kapasitasnya, menjaga profesionalitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab, kehati-hatian dan berlandaskan azas manfaat,” ucapnya.
Usai pelantikan, Marullah mengaku akan menjalankan arahan dari gubernur untuk membantu mewujudkan Jakarta sebagai kota global setelah tak lagi menjadi ibu kota.
"Jakarta sedikit lagi menyongsong sebuah predikat yang lebih dari sekedar ibu kota, akan menjadi kota global. Dengan itu, Insyaallah sesuai arahan pak gubernur, yang akan menjadi hal penting bagi kita di DKI Jakarta," jelasnya.
Ditanya lebih lanjut soal dirinya yang kini kembali jadi Sekda DKI, Marullah menganggapnya sebagai hal biasa. Sebagai birokrat sudah sepatutnya menerima penugasan dari atasan.
"Saya menganggap ketika saya berada dari mulai staf, kemudian saya merangkak ke eselon 4,eselon 3, eselon 2. Ada yang mondar-mandir begitu, itu mungkin mudah-mudahan adalah kepentingan dari pimpinan," pungkasnya.