Suara.com - Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, dan dunia menunggu dengan tegang apa langkah pertamanya. Di antara mereka yang merasakan ketidakpastian adalah Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Meskipun pasangan Sussex lebih tenang dalam pemilu kali ini, tidak memberikan dukungan kepada Trump atau Kamala Harris, Trump terus melontarkan serangan terhadap mereka, bahkan mengancam kemungkinan deportasi Harry dari Amerika Serikat.
Hubungan tegang ini bermula pada tahun 2020, ketika Harry dan Meghan merilis video yang mendorong warga Amerika untuk "memilih melawan ujaran kebencian". Meskipun tidak menyebut nama langsung, banyak yang menganggap bahwa pernyataan tersebut ditujukan kepada Trump, yang kemudian menyebut dirinya "bukan penggemar" Meghan.
Tahun ini, ketegangan semakin panas. Harry terjerat kontroversi visa setelah dalam memoir-nya, Spare, ia mengakui penggunaan narkoba, termasuk ganja, kokain, dan jamur psikedelik. Sebuah gugatan dari think tank konservatif, Heritage Foundation, menuntut agar dokumen visa Harry dipublikasikan untuk memastikan apakah ia jujur tentang riwayat penggunaan narkobanya.
Baca Juga: Elon Musk Diprediksi Untung Besar Usai Donald Trump Menang Pilpres AS
Trump dengan keras mengkritik pemerintahan Biden karena melindungi privasi dokumen visa Harry. "Saya tidak akan melindunginya. Dia mengkhianati Ratu, dan itu tidak bisa dimaafkan," ujar Trump. Ketika ditanya tentang kemungkinan Harry dideportasi jika terbukti berbohong, Trump menjawab dengan ambigu, seolah membiarkan segala kemungkinan terbuka.
Meski gugatan tersebut berlanjut, hakim memutuskan bahwa dokumen visa Harry tetap dirahasiakan. Heritage Foundation kembali mengajukan banding, menuding pemerintah bertindak dengan "itikad buruk" yang merusak argumen mereka.
Namun, Harry dan Meghan tidak tinggal diam. Mereka dilaporkan telah membeli rumah liburan di Portugal, dekat properti milik Putri Eugenie dan Jack Brooksbank. Properti ini berpotensi memberi mereka "Golden Visa," yang memungkinkan akses bebas visa ke kawasan Schengen Eropa, memberikan perlindungan jika deportasi dari AS menjadi ancaman nyata.
Meski demikian, pakar kerajaan Richard Fitzwilliams meragukan Portugal akan menjadi tempat tinggal permanen pasangan Sussex.
"Harry sangat ceroboh membicarakan penggunaan narkoba dalam Spare, tetapi mereka tetap menjaga profil rendah selama pemilu," ujarnya.
Baca Juga: Ucapkan Selamat ke Presiden Trump, Fasihnya Bahasa Inggris Jokowi Bikin Kaget, Publik: Pakai AI?
Sementara itu, Eric Trump, putra Donald Trump, menyatakan bahwa meski ada ancaman, visa Harry mungkin aman.
"Tidak ada yang peduli tentang dia," katanya, menambahkan bahwa keluarganya sangat menghormati monarki, meski Harry telah "melenceng jauh".
Eric juga memuji Pangeran William dan Kate Middleton sebagai "batu karang generasi selanjutnya".
Drama antara Trump dan keluarga Sussex tampaknya belum akan berakhir, dengan ancaman dan ketegangan yang terus membayangi. Apakah Harry akan tetap aman di Amerika atau menghadapi langkah tegas dari pemerintahan Trump yang baru? Waktu yang akan menjawab.