Suara.com - Setelah berbulan-bulan jarang terlihat di depan publik, Melania Trump akhirnya muncul di samping Donald Trump dalam acara kampanye yang digelar di Palm Beach, Florida, pada 6 November. Penampilan ini mengakhiri spekulasi panjang tentang ketidakhadirannya sejak kepergian suaminya yang penuh kontroversi dari Gedung Putih pada 2021.
Bahkan, absennya Melania sempat memicu kemunculan poster-poster "orang hilang" yang beredar di beberapa acara politik.
Dalam pidatonya yang penuh apresiasi, Donald Trump, yang kembali terpilih sebagai Presiden, menyampaikan rasa terima kasih kepada Melania.
"Saya ingin berterima kasih kepada istri saya yang cantik, Melania, Ibu Negara, yang bukunya menjadi buku terlaris nomor satu di negara ini. Bisa dipercaya? Dia telah melakukan pekerjaan luar biasa dan sangat bekerja keras untuk membantu orang-orang," ungkap Trump dengan penuh kehangatan.
Momen kebersamaan ini memperlihatkan sisi mesra pasangan tersebut, meskipun perjalanan mereka tidak selalu mulus. Sejak pertama kali bertemu di Kit Kat Club, New York, pada 1998, hubungan mereka penuh dinamika.
Melania, yang saat itu berusia 28 tahun dan bekerja sebagai model dari Slovenia, tidak langsung terkesan dengan pesona Trump, yang kala itu baru saja bercerai dari istri keduanya, Marla Maples. Dengan cerdik, Melania menolak memberikan nomor teleponnya kepada Trump dan justru meminta nomor miliknya, ingin menguji keseriusan sang miliarder.
Baca Juga: Trump Kembali Berkuasa, Masa Depan Pangeran Harry dan Meghan di AS Terancam?
Meskipun awalnya sempat berpisah pada tahun 2000 ketika Trump mencoba terjun ke dunia politik melalui Partai Reformasi, keduanya kembali bersama. Melania mengakui, dalam wawancara dengan DuJour, bahwa ambisi politik Trump menjadi salah satu alasan perpisahan mereka.
"Itu memang bagian dari masalahnya. Kami berpisah beberapa bulan, tidak lama. Tapi dia selalu berpikir tentang [mencalonkan diri sebagai presiden]," jelasnya.
Setelah kembali menjalin hubungan, pasangan ini menikah dalam pesta mewah di Palm Beach pada Januari 2005, dihadiri oleh selebriti seperti Elton John dan bahkan Hillary Clinton, yang kelak menjadi rival politik Trump. Melania kemudian melahirkan Barron Trump enam bulan setelah pernikahan, dengan syarat yang disebut-sebut datang dari Trump sendiri, yaitu bahwa Melania harus kembali ke bentuk tubuh semula setelah melahirkan.
Meskipun Melania kerap menunjukkan dukungan untuk suaminya, dia juga menegaskan bahwa pandangan mereka tidak selalu selaras. Dalam perjalanan solonya ke Mesir pada 2018, Melania berkata kepada para wartawan bahwa dia memiliki pandangan sendiri yang sering dia sampaikan kepada Trump.
"Saya memiliki suara dan opini saya sendiri, dan itu sangat penting bagi saya untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan," ujarnya.
Baca Juga: Meski Kalah, Kamala Harris Janji Bakal Tetap Berjuang!
Sikap Melania yang dikenal sebagai pribadi tertutup menjadi bahan perbincangan. Trump pernah mengatakan bahwa dia sengaja menjauhkan Melania dari panggung politik yang "kejam dan jahat". Namun, dalam wawancara baru-baru ini dengan Fox & Friends, Melania menegaskan bahwa dia tidak khawatir kembali ke Washington dan siap mendukung suaminya.
Melania bahkan membela Trump dari tuduhan yang menyamakan suaminya dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler, dengan tegas menyatakan: "Itu mengerikan. Dia bukan Hitler. Semua pendukungnya berdiri di belakangnya karena mereka ingin melihat negara ini sukses."
Kembalinya Melania ke pusat perhatian menjadi simbol solidaritas dalam menghadapi babak baru di Gedung Putih, membawa cerita cinta dan perjuangan pasangan ini ke sorotan politik yang lebih besar.