Suara.com - Militer Amerika Serikat tengah mempersiapkan uji coba dramatis untuk memamerkan kekuatan militer mereka dengan peluncuran uji rudal hipersonik nuklir yang dijadwalkan. Uji coba ini, yang akan berlangsung pada malam Pemilu Presiden AS, akan melihat peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III yang tidak dipersenjatai dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California. Peluncuran tersebut diperkirakan terjadi antara pukul 11:01 malam hingga 5:01 pagi waktu Pasifik (PT).
Meskipun beberapa warga AS menyuarakan kekhawatiran terkait waktu peluncuran rudal ini, pejabat militer segera menenangkan kekhawatiran tersebut dengan menegaskan bahwa uji coba ini adalah hal rutin dan telah dijadwalkan bertahun-tahun sebelumnya. Mereka menekankan bahwa uji coba ini bertujuan untuk menunjukkan kesiapan kekuatan nuklir AS serta meningkatkan kepercayaan dalam daya tangkal nuklir negara.
Peluncuran ini terjadi di tengah ketegangan global yang meningkat, dengan kekhawatiran akan kemungkinan pecahnya perang dunia ketiga. Perang yang masih berlangsung di Ukraina serta ketegangan di Timur Tengah telah menarik perhatian internasional, dengan kekuatan Barat dan anti-Barat terlibat langsung atau tidak langsung dalam konflik-konflik tersebut.
Di sisi lain, ketegangan juga muncul terkait Taiwan, negara yang memproklamirkan diri sebagai negara merdeka namun secara tegas ingin dikuasai oleh China. Spekulasi berkembang mengenai kemungkinan intervensi militer AS jika China memulai invasi ke Taiwan.
Baca Juga: Trump Melaju Pesat, Harris Batalkan Pidato Kemenangan: Akankah Ada Kejutan?
Dengan ketegangan geopolitik yang meningkat, peluncuran rudal hipersonik ini akan menambah dimensi baru, di mana kecepatannya yang luar biasa akan diperagakan saat rudal itu melesat melintasi langit Samudra Pasifik setelah pemilu selesai.
Rudal ini akan menempuh jarak 4.200 mil dari basis AS menuju Atol Kwajalein, sebuah pulau kecil di Pasifik Utara. Meskipun jaraknya setara dengan perjalanan antara London dan New Delhi, rudal ini hanya membutuhkan waktu 22 menit untuk mencapai target. Kecepatan luar biasa yang dapat dicapai rudal ini, lebih dari 15.000 mph, menunjukkan bahwa ia bisa mencapai sasaran global dalam waktu kurang dari 30 menit setelah peluncuran.
Peluncuran ini juga terjadi setelah China melakukan uji coba rudal balistik antarbenua ke Samudra Pasifik, yang memicu kekhawatiran atas masalah keamanan di kawasan yang sudah tegang karena klaim teritorial Beijing dan rivalitasnya dengan AS.
Rudal tersebut membawa hulu ledak palsu dan jatuh di area laut yang telah ditentukan. Menurut Kementerian Pertahanan China, peluncuran tersebut adalah bagian dari pelatihan tahunan rutin dan sesuai dengan hukum internasional, serta tidak ditujukan kepada negara atau sasaran manapun.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, uji coba rudal ini menjadi simbol dari keteguhan AS dalam menunjukkan kesiapan militernya di tengah ancaman yang terus berkembang di berbagai belahan dunia.
Baca Juga: Trump Effect Bikin Harga Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi, Pasar Kripto Diprediksi Memanas!