Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berkomitmen untuk menyediakan sanitasi yang lebih baik dan sehat bagi warganya. Salah satu caranya dengan pembangunan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP).
Pembangunan JSDP untuk menyediakan sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat yang dapat memperbaiki kualitas lingkungan, terutama kualitas air permukaan dan air tanah. Infrastuktur ini juga bermanfaat untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan air bersih.
JSDP telah menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga Pemerintah Pusat turut mendukung pembangunannya. Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Teguh Setyabudi belum lama ini mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, bersama Menteri Pekerjaan Umum Doddy Hanggodo dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti, meninjau pengerjaan JSDP.
Melalui akun Instagramnya, @teguhsetyabudi.official, Tegus menyatakan, JSDP telah mendapap dukungan penuh dari pemerintah dan ditargetkan rampung pada 2026. "Proyek ini penting untuk mencegah dampak langsung kepadatan permukiman, area bisnis, dan industri terhadap air, sanitasi, dan produksi limbah di Jakarta," ujar Teguh, dikutip Selasa (5/11/2024).
Baca Juga: Menteri PUPR Bawa Pesan dari Konferensi PBB: Akses Air Minum dan Sanitasi Aman Harus Dipenuhi
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menjelaskan, proyek tersebut sangat vital untuk mewujudkan sanitasi sehat. "JSDP akan hadir sebagai sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat untuk seluruh wilayah DKI Jakarta. Tujuannya adalah meningkatkan akses pelayanan air limbah dan memperbaiki kualitas lingkungan, khususnya kualitas air permukaan dan air tanah," tutur Ika.
Saat ini, pekerjaan konstruksi Zona 1 dibagi dalam enam paket pekerjaan yang meliputi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan jaringan perpipaan di beberapa area. Paket 1 hingga Paket 4 dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sementara Paket 5 dan Paket 6 dikerjakan Pemprov DKI Jakarta. Pekerjaan konstruksi sudah dimulai sejak 2023 dan diperkirakan selesai pada 2026.
"Hingga Juni 2024, progres konstruksi untuk Paket 5 telah mencapai 11 persen, sementara Paket 6 sudah 16 persen. Pekerjaan ini terus berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan," kata Ika.
Untuk JSDP Zona 6 yang mencakup wilayah lebih luas. Saat ini masih dalam tahap reviu dokumen perencanaan oleh Pemprov DKI Jakarta, setelah dilakukan Kementerian PUPR. Fase pertama dari Zona 6 ini diperkirakan akan segera memasuki tahap konstruksi, setelah semua dokumen perencanaan selesai dievaluasi.
Pengolahan Air Limbah
Baca Juga: Sanitasi Buruk Hingga Stunting Ikut Berdampak Pada Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Ika, salah satu komponen penting dalam proyek JSDP adalah pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal. Sampai saat ini, Pemprov DKI Jakarta telah mengoperasikan IPAL komunal di 71 titik yang tersebar di lima kota dan satu kabupaten administrasi di Jakarta. IPAL komunal berdampak positif dalam mengurangi pencemaran air tanah.
"Dengan IPAL Komunal, air limbah domestik yang dihasilkan oleh rumah tangga tidak lagi meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Selain itu, air limbah, khususnya grey water, yang sebelumnya dibuang ke saluran drainase, akan diproses dengan benar di IPAL, sehingga mengurangi risiko perkembangbiakan hewan pembawa penyakit," paparnya.
Meskipun IPAL komunal efektif dalam mengatasi pencemaran, Ika mengingatkan masyarakat agar tidak menggunakan air tanah yang sudah tercemar sebagai sumber air bersih. "Masyarakat diharapkan untuk menggunakan air bersih dari PAM, terutama di wilayah yang sudah terlayani jaringan perpipaan air bersih," ucapnya.
Pengamat lingkungan dan tata ruang dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, mengapresiasi pengerjaan JSDP ini. Ia menganggap pencemaran air di Jakarta, termasuk di dalam tanah, sudah cukup masif.
"Sekarang bahkan air tanah kita itu mayoritas tercemar bakteri e-coli. Ini berbahaya untuk tumbuh kembang anak dan bisa mengakibatkan stunting bagi bayi. Jadi, JSDP ini sangat penting untuk dituntaskan," tegas Yayat.
Ia pun berharap, JSDP kelak akan terintegrasi dengan jaringan perpipaan air limbah di perumahan dan perkantoran. Dengan demikian, layanan untuk pengelolaan air limbah lebih masif dan efektif.