Suara.com - Polandia bersiap meningkatkan kapasitas produksi amunisinya dengan investasi besar-besaran senilai 3 miliar zloty (sekitar Rp11,25 triliun rupiah), menurut rancangan undang-undang yang dipublikasikan Senin malam. Langkah ini diambil sebagai upaya memperkuat ketahanan negara menghadapi kemungkinan serangan dari Rusia.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina secara besar-besaran pada 2022, Polandia menjadi negara anggota NATO dengan alokasi anggaran pertahanan terbesar dibandingkan ukuran ekonominya.
Dalam anggaran 2025, Polandia berencana mengalokasikan 4,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pertahanan.
“Rancangan undang-undang ini bertujuan menciptakan peluang pendanaan untuk kegiatan yang meningkatkan kapasitas produksi amunisi,” demikian bunyi penjelasan dalam dokumen tersebut, dengan fokus khusus pada produksi kaliber besar untuk memperkuat potensi Angkatan Bersenjata Polandia.
Baca Juga: Jelang Pemilu, AS Tuding Adanya Peningkatan Manipulasi dari Iran dan Rusia Berupa Penyebaran Hoaks
Pemerintah Polandia berencana untuk mengesahkan undang-undang ini pada kuartal keempat tahun ini.
Menurut beberapa pejabat NATO, Rusia kemungkinan akan siap secara militer untuk menyerang negara-negara NATO dalam waktu lima hingga delapan tahun mendatang, setelah memulihkan kekuatan pasukannya pascaperang di Ukraina.
Marcin Idzik, anggota dewan dari Grup Persenjataan Polandia (Polish Armaments Group, PGZ) yang dikelola negara, mengatakan bahwa Warsawa berupaya mempercepat produksi peluru artileri kaliber 155 mm untuk memenuhi kebutuhan pertahanan nasional yang semakin mendesak.
Sementara itu, Kremlin secara konsisten menyangkal anggapan dari Barat bahwa Rusia mungkin mempertimbangkan serangan terhadap NATO.
Namun, Polandia tetap waspada dan meningkatkan langkah-langkah strategis demi memperkuat pertahanan nasionalnya dan memastikan kesiapan menghadapi ancaman yang tidak terduga.
Baca Juga: Rusia Rebut Desa Strategis Vyshneve, Ancam Pusat Logistik Ukraina