"Hal baiknya adalah banyak pengusaha yang membuat kebijakan yang mendukung perempuan. Jadi, meskipun perusahaan tersebut berada di negara bagian yang melarang aborsi, mereka memberi mereka sarana untuk pergi ke negara bagian lain. Hal baiknya adalah perusahaan-perusahaan di Amerika mendukung perempuan, tetapi pemerintah mungkin mendukung atau tidak mendukung. Itulah mengapa penting untuk mencermatinya dengan serius. Saya yakin pemilih perempuan akan mendukung partai yang mendukung aborsi," kata Supreet.
Survei Sikap Indian Amerika (IAAS) melakukan survei daring yang mewakili warga negara India Amerika secara nasional antara tanggal 18 September dan 15 Oktober. Survei tersebut telah mengidentifikasi kesenjangan gender yang baru dan mencolok dalam preferensi pemungutan suara.
Menurut survei tersebut, 67 persen perempuan India Amerika bermaksud untuk memilih Kamala Harris sementara 53 persen laki-laki, yang jumlahnya jauh lebih kecil, mengatakan bahwa mereka berencana untuk memilih Harris.
Bila dipilah lebih lanjut berdasarkan usia, kesenjangan gender ini tampak paling mencolok pada pemilih yang lebih muda. Pada kelompok usia di atas 40 tahun, lebih dari 70 persen perempuan dan 60 persen laki-laki berencana untuk memilih Harris.
Sonal Sharma, seorang pengacara imigrasi yang bekerja dengan banyak penduduk India Amerika, menyampaikan peringatan. Ia merasa bahwa meskipun perempuan merasa sangat peduli dengan isu aborsi, itu bukanlah satu-satunya hal yang penting bagi orang lain.

"Ini adalah isu yang kompleks, meskipun aborsi sangat sensitif sehingga jajak pendapat terbagi 50-50. Jadi, orang dapat melihat bahwa itu bukanlah satu-satunya isu yang penting bagi orang-orang. Namun, kami melihat di negara-negara bagian tempat badan legislatif mencoba memberlakukan undang-undang aborsi yang lebih ketat, undang-undang itu ditolak. Kita harus melihat apa yang terjadi," katanya.
Pentingnya hak aborsi bagi perempuan India Amerika tidak luput dari perhatian kampanye politik. Harris telah menjadikan hak aborsi sebagai bagian utama dari strategi kampanyenya dan kelompok advokasi hak reproduksi secara aktif melibatkan pemilih India Amerika.
Di Amerika Serikat, saat ini terdapat lebih dari 5,2 juta orang keturunan India. Mereka adalah kelompok imigran terbesar kedua di Amerika Serikat dan telah muncul sebagai aktor politik yang penting. Perempuan merupakan bagian yang sangat penting dari kelompok ini dan menjelang pemilihan umum, isu hak aborsi kemungkinan akan tetap menjadi faktor kunci dalam memobilisasi dan memengaruhi kelompok demografi yang penting ini.
Baca Juga: Momen Tak Disangka Pilpres AS Hingga Hasil Survei Kamala Harris Beda Tipis dengan Donald Trump