Jelang Pemungutan Suara Pilpres AS, Harris dan Trump Sama Kuat, Negara Bagian Kunci Jadi Incaran

Andi Ahmad S Suara.Com
Senin, 04 November 2024 | 17:57 WIB
Jelang Pemungutan Suara Pilpres AS, Harris dan Trump Sama Kuat, Negara Bagian Kunci Jadi Incaran
Kamala Harris dan Donald Trump (kolase instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sejak pengangkatan hakim konservatif oleh Trump pada 2016 yang kemudian mengakibatkan pencabutan keputusan Roe v. Wade, yang memberikan hak konstitusional umum untuk aborsi, Harris menjadikan hak reproduksi sebagai fokus utama untuk menarik pemilih perempuan.

Dalam upaya menarik minat perempuan muda, dia baru-baru ini tampil di siniar "Call Her Daddy," platform populer di kalangan perempuan muda yang biasanya kurang terlibat dalam politik.

Upaya Harris di wilayah pinggiran kota juga menjadi fokus penting. Dia menargetkan moderat pinggiran kota, independen, dan Republikan yang kecewa dengan retorika Trump yang memecah belah.

Tokoh Republik seperti Liz Cheney dan Adam Kinzinger secara terbuka mendukung Harris, berharap dapat menarik pemilih kanan-tengah.

Sementara itu, Trump memusatkan perhatian pada daerah pedesaan dan wilayah dengan pendidikan rendah, di mana dukungannya biasanya kuat.

Trump, bagaimanapun, menyesuaikan pendekatannya untuk menarik pemilih pria muda yang semakin kecewa dengan politik tradisional.

Dia memanfaatkan platform media alternatif, seperti siniar Joe Rogan, untuk menjangkau demografi yang cenderung mengonsumsi konten di luar saluran utama.

Pemilih pria muda, yang pada pemilu sebelumnya cenderung mendukung kandidat Demokrat, kini dapat menjadi kelompok penentu yang memberi Trump keuntungan penting.

Sementara itu, kampanye Trump banyak mengandalkan sekutunya seperti Turning Point Action dan America PAC, yang terkait dengan miliarder Elon Musk.

Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Donald Trump Sebut Partai Demokrat 'Setan'

Mantan Presiden AS, Donald Trump. [Reuters]
Mantan Presiden AS, Donald Trump. [Reuters]

Namun, langkah ini menimbulkan keprihatinan di antara beberapa pakar strategi Partai Republik (GOP), yang khawatir dengan kurangnya strategi lapangan yang tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI