Suara.com - Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi pada Senin (4/11/2024) dini hari menewaskan 10 warga Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Korban meninggal dunia sebagian besar akibat tertimpa material batu besar yang meluncur dari puncak gunung. Atap dan bangunan tempat mereka berlindung hancur.
"Jumlah korban meninggal yang berhasil dievakuasi mencapai 10 orang. Para korban ini ditemukan di puing-puing bangunan yang runtuh akibat dampak letusan Gunung Lewotobi," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Fredy Moat Aeng.
Lantas, sesering apakah Gunung Lewotobi erupsi?
Gunung Lewotobi berada Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gunung merapi aktif ini dikenal juga sebagai gunung kembar yang menyimpan sejarah panjang letusan.
Gunung ini terdiri dari dua puncak yang disebut Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan. Gunung ini juga dikenal sebagai "pasangan suami istri".
Dikutip dari berbagai sumber, Gunung Lewotobi berjarak sekitar 2 kilometer satu sama lain. Kedua gunung ini menjadi perhatian karena aktivitas vulkaniknya yang berulang sejak abad ke-19.
Dengan ketinggian mencapai 1.548 meter, Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki kawah berdiameter sekitar 400 meter. Gunung ini sering kali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan.
Berbeda dengan Gunung Lewotobi Perempuan yang lebih tinggi dengan ketinggian 1.703 meter dan kawah berdiameter 700 meter. Namun, hanya pernah meletus dua kali sepanjang sejarahnya.
Sejak pertama kali tercatat pada tahun 1932, letusan di Gunung Lewotobi kerap menimbulkan letusan gas dan abu yang mengganggu lingkungan sekitar. Berikut ini adalah rangkaian sejarah letusan Gunung Lewotobi yang terdokumentasi:
- Tahun 1932: Terjadi letusan gas yang pertama kali tercatat.
- Tahun 1933: Pada 17 Desember, letusan abu yang cukup besar tercatat.
- Tahun 1939: Letusan pada 17 Desember, enam tahun setelah letusan sebelumnya.
- Tahun 1991: Letusan di puncak kawah tercatat pada bulan Mei dan Juni.
- Tahun 1999: Aktivitas vulkanik meningkat dengan gemuruh dan abu yang keluar pada 31 Maret, diikuti letusan besar pada 1 Juli. Lava pijar menyembur hingga radius 500 meter, menyebabkan kebakaran hutan lebih dari 2,5 kilometer, dan abu terbang mencapai radius 8 kilometer.
- Tahun 2002: Letusan terjadi pada 12 Oktober.
- Tahun 2003: Pada 30 Mei, terjadi letusan yang menyemburkan abu hingga lebih dari 200 meter dari puncak. Aktivitas seismik terus berlangsung hingga September.
Demikianlah sedikit ulasan sejarah erupsi Gunung Lewotobi.