Gencatan Senjata Hanya 'Tabir Asap', Hamas: Perang Tak Akan Berakhir

Andi Ahmad S Suara.Com
Minggu, 03 November 2024 | 15:53 WIB
Gencatan Senjata Hanya 'Tabir Asap', Hamas: Perang Tak Akan Berakhir
Penampakan pejuang Hamas di salah satu terowongan Gaza. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat ini seluruh negara Eropa terus melakukan seruan agar gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina segera dilakukan, namun hal itu ditanggapi berbeda oleh kelompok Hamas.

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas itu menyebutkan bahwa gencatan senjata hanya sebagai 'Tabir Asap' atau tipu daya saja, mereka meyakini hal itu tidak mencakup penghentian perang Israel di jalur Gaza.

Hal itu pun diungkapkan anggota senior Hamas, Izzat al-Rishq, pada Sabtu (2/11). Dia mengungkapkan usulan gencatan senjata yang diajukan dalam beberapa hari terakhir tidak mencakup penghentian serangan Israel.

"Kami terlibat secara positif dengan semua usulan dan ide yang memastikan penghentian agresi dan penarikan pasukan pendudukan dari Gaza," tambahnya.

Baca Juga: Sekitar 7 Ribu Warga Amerika Serikat Tertarik Untuk Migrasi Karena Pilpres AS

Rishq menuduh pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menggunakan negosiasi sebagai kedok untuk melanjutkan agresi rezim Zionis.

"Permainan pertukaran peran antara pendudukan dan pemerintahan Amerika Serikat sedang berlangsung di Lebanon, seperti halnya di Gaza," katanya.

Sebelumnya, Hamas pada Selasa (29/10) mengumumkan bahwa mereka telah menanggapi permintaan mediator untuk membahas usulan baru mengenai gencatan senjata di Gaza dan untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran sandera dengan Israel.

Kementerian Luar Negeri Qatar juga menyatakan bahwa upaya mediasi sedang berlangsung terkait gencatan senjata di Gaza.

Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata di Gaza, tetapi Washington berpendapat bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel pada 18 Oktober dapat memicu terobosan dalam negosiasi.

Baca Juga: G-Dragon Dipuji Publik Usai Gandeng Label Palestina di Single Baru Bertajuk POWER

Namun, Hamas mengatakan konflik hanya akan berakhir ketika Israel menghentikan kampanye militernya di wilayah kantong yang terblokade, yang telah menewaskan lebih dari 43.300 orang sejak Oktober 2023.

Serangan Israel menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang sedang berlangsung, yang menyebabkan kekurangan parah terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya yang brutal di Gaza. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI