SPWP Gelar Aksi Bisu Desak Kapolri dan Kapolda Ungkap Pelaku Pembunuhan dan Penyiksaan Pelajar

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Sabtu, 02 November 2024 | 22:14 WIB
SPWP Gelar Aksi Bisu Desak Kapolri dan Kapolda Ungkap Pelaku Pembunuhan dan Penyiksaan Pelajar
Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP) di Nabire mengelar aksi bisu dan bikin lapak baca buku di sepanjang Jalan Karang Barat, Nabire, Papua Tengah. (Suara.com/Kontributor: Elias Douw)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP) di Nabire mengelar aksi bisu dan bikin lapak baca buku di sepanjang Jalan Karang Barat, Nabire, Papua Tengah.

Dari pantauan Suara.com, pelajar yang tergabung dalam organisasi solidaritas pelajar West Papua di Nabire membagi-bagikan stiker selebaran tuntutan dan pernyataan sikap.

Mereka meminta aparat kepolisian bisa segera mengungkap pelaku dugaan pembunuhan terhadap pelajar di Sugapa Intan Jaya, Papua Tengah pada beberapa waktu lalu.

Sejumlah pamflet yang dibawa mereka bertuliskan 'TNI-Polri di intan Jaya, setop jadikan rumah sekolah dan gereja sebagai pos militer dengan dalih keamanan.

Baca Juga: Dicokok Polisi usai Videonya Viral, Motif Pasutri di Pasar Rebo Siksa Anak karena Bongkar Aib ke Tetangga

Kemudian ada tulisan Kami generasi Intan Jaya butuh belajar. Save Wenes Tipagau. TNI-Polri stop kekerasan terhadap rakyat sipil di intan Jaya.

Aksi bisu ini juga gelar lapak baca yang berlangsung di sepanjang jalan Raya karang barat, Nabire, Papua Tengah Sabtu 2 November 2024 sore.

Kooordinator lapangan Josia Sani menyatakan pada Sabtu, 12 Oktober 2024 telah terjadi kekerasan yang diduga dilakukan  militer terhadap seorang pelajar aktif siswa kelas 9 bernama Wenes Tipagau usia 16 tahun.

Adanya dugaan kekerasan itu menganggu semangat mental belajar.

Sani mengatakan saat itu ada pemuda bernama Pianus Sani yang biasanya sama-sama dengan Wenes. Namun dia melarikan diri setelah melihat Wenes tertangkap.

Baca Juga: Dua Tahun Direhabilitasi, Mini si Bayi Monyet Siap Kembali ke Pelukan Alam

"Pianus melarikan diri lantaran takut di siksa," katanya.

Sementara itu Wenes kata dia, tertangkap di depan Pastoran Gereja katolik tanah putih. Kaki dan tangan diikat lalu di naikkan ke mobil patroli dan di siksa hingga tewas

"Lalu mayatnya diambil keluarga dan dikuburkan," jelas Josia Sani usai aksi bisu kepada Suara.com.

Lebih lanjut, ia menyebut ada empat pelajar SMP Egeru Sugapa di Intan Jaya masuk dalam DPO oleh TNI-Polri. Terkait itu, tiga di antaranya di pindahkan ke timika, sedangkan satu orang masih di Intan Jaya.

"Dengan melihat berbagai tindakan kekerasan oleh militer terhadap pelajar yang membuat mental dan semangat para pelajar terganggu serta kenyamanan mereka di ganggu," katanya.

"Kami sebagai solidaritas menyerukan kepada kawan-kawan pelajar semua untuk menyuarakan nasib kawan kita di daerah-daerah Konflik yang belum berhenti," lanjutnya.

Lebih lanjut, mereka mendesak kepada polri dan Kapolda Papua segera tindak lanjuti atas penyiksaan yang diduga dilakukan oleh Tni-Polri.

"Militer TNI-Polri setop menganggu dan membatasi aktivitas belajar bagi pelajar di Intan Jaya dan di seluruh Tanah Papua," katanya.

"Segera proses hukum pelaku-pelaku yang melakukan kekerasan militer terhadap rakyat sipil dan Pelajar Papua khususnya di Intan Jaya," lanjutnya.

Kontributor: Elias Douw

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI