MK Kabulkan Gugatan Partai Buruh, 21 Pasal UU Ciptaker Diubah! Ini Rinciannya

Jum'at, 01 November 2024 | 16:16 WIB
MK Kabulkan Gugatan Partai Buruh, 21 Pasal UU Ciptaker Diubah! Ini Rinciannya
MK Kabulkan Sebagian Gugatan Partai Buruh, 21 Pasal UU Ciptaker Diubah! Ini Rinciannya (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian gugatan terkait undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang diajukan oleh Partai Buruh dan enam pemohon lainnya. Dalam putusannya, MK telah mengubah sejumlah pasal dalam U Cipta Kerja. Simak poin-poin putusan MK kabulkan sebagian gugatan Partai Buruh.

MK membacakan putusan perkara nomor: 168/PUU-XXI/2023 tentang uji materi atau judicial review (JR) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker), pada Kamis (31/10/2024). Permohonan itu dilayangkan oleh serikat buruh antara lain Partai Buruh yang diwakili diwakili Agus Supriyadi dan Ferry Nuzarli, KSPSI diwakili Fredy Sembiring dan Mustopo, KPBI diwakili Ilhamsyah dan Damar Panca Mulya, FSPMI diwakili Riden Hatam Aziz dan Sabilar Rosyad, serta KSPI diwakili Agus Sarjanto dan Ramidi.

Setidaknya ada tujuh isu besar yang berkaitan dengan klaster ketenagakerjaan dalam UU 6/2023 yang didalami oleh MK sebagaimana dalil para pemohon. Antara lain yaitu isu terkait cuti, pengupahan, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), Tenaga Kerja Asing (TKA), alih daya atau outsourcing, ketentuan pesangon dan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dalam putusan perkara MK juga mengatakan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) perlu membentuk Undang-undang Ketenagakerjaan yang baru dan memisahkan atau mengeluarkan dari yang diatur dalam UU 6/2023. Menurit MK hal itu dapat mengatasi ketidakharmonisan dalam aturan.

Poin-Poin Putusan MK Kabulkan Sebagian Gugatan Partai Buruh

Berikut ini adalah poin-poin amar putusan MK:

1. MK menyatakan frasa 'Pemerintah Pusat' yang diatur Pasal 42 ayat (1) dalam pasal 81 angka 4 UU 6/2023 bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memounyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagai 'menteri yang bertanggung jawab di bidang (urusan) ketenagakerjaan in casu menteri Tenaga Kerja'

2. Menyatakan pasal 42 ayat (4) dalam pasal 81 angka 4 UU 6/2023 yang menetapkan 'tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu serta memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan diduduki' bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagai 'Tenaga kerja asing dapa dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu serta memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan yang akan diduduki, dengan memerhatikan pengutamaan penggunaan tenaga kerja Indonesia'

3. Menyatakan pasal 56 ayat (3) pada pasal 81 angka 12 UU 6/2023 yang berbunyi 'Jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan berdasarkan perjanjian kerja', bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagai 'Jangka waktu selesainya suatu pekerjaan tertentu dibuat tidak melebihi paling lama 5 (lima) tahun, termasuk jika terdapat perpanjangan'

4. Menyatakan pada pasal 57 ayat 1 dalam pasal 81 angka 13 UU 6/2023 yang berbunyi 'Perjanjian kerja waktu tertentu dibuat tertulis serta harus menggunakan secara Bahasa Indonesia dan huruf Latin', bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai 'Perjanjian kerja waktu tertentu harus dibuat secara tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan huruf Latin'

Baca Juga: Partai Buruh Desak Presiden Prabowo Terbitkan Perppu Usai Gugatan UU Ciptaker Dikabulkan MK

5. Menyatakan pasal 64 ayat 2 dalam pasal 81 angka 18 UU 6/2023 'Pemerintah menetapkan sebagian pelaksanaan pekerjaan dimaksud pada ayat (1)' bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai 'Menteri menetapkan sebagian pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan jenis dan bidang pekerjaan alih daya yang diperjanjikan dalam perjanjian tertulis alih daya'

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI