Projo Mau Berubah Jadi Parpol, Ini Saran Pengamat Agar Sukses Saingi PDIP

Jum'at, 01 November 2024 | 13:21 WIB
Projo Mau Berubah Jadi Parpol, Ini Saran Pengamat Agar Sukses Saingi PDIP
Foto sebagai ILUSTRASI: Projo (Pro Jokowi) menerima kunjungan Rumah Besar Relawan Prabowo 08. (Suara.com/Dea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wacana organisasi relawan Pro Joko Widodo alias Projo menjadi partai politik kembali diperbincangan publik. Rencana tersebut dikatakan akan dibahas dalam kongres Projo pada awal Desember mendatang.

Bila resmi menjadi partai politik yang ikut proses pemilu, Projo bahkan disebut punya potensi mengambil ceruk suara PDIP yang juga bekas partai Jokowi.

Akan tetapi, Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengungkapkan, bahwa tidak mudah partai baru bisa mengalahkan partai besar seperti PDIP.

"Bisa saja nanti ceruk suara PDIP bergeser ke mereka, kalau kader-kader atau ideologi partai yang diusung sama. Tapi apakah signifikan? Menurut saya tidak signifikan, karena PDIP partai besar. Di tengah badai kemarin, badai politik, di mana demokrasi kita tidak dalam keadaan yang baik saja mereka bisa jadi juara," kata Emrus saat dihubungi Suara.com, Jumat (1/11/2024).

Baca Juga: Resmi Dukung RK di Pilkada Jakarta, Relawan Projo Akui Diarahkan Jokowi

Untuk menjadi partai politik baru, Projo disarankan berani mengusung ideologi berbeda dengan partai-partai besar yang sudah eksis. Menurut Emrus, Projo sebaiknya tidak mengambil ceruk suara PDIP yang memang dikenal telah solid.

Alih-alih langsung menantang PDIP, Emrus menyarankan Projo berani mengusung visi-misi program perjuangan politik yang jauh berbeda. Misalnya, partai yang orientasi terhadap kemandirian negara serta pemberantasan korupsi.

"Misalnya bisa saja partai anti korupsi nasional. Wah, bagus sekali itu. Karena kita lihat partai-partai existing sekarang, hampir semua ada kadernya yang korupsi. Misalnya Projo ini melahirkan suatu ide dan gagasan baru, kalau ada kadernya korupsi, masih tersangka saja belum terdakwa, dipecat. Biar dipertanggungjawabkan secara hukum," beber Emrus.

Dia melihat belum ada partai politik yang berani langsung memecat kadernya meski baru terindikasi korupsi. Hal itu yang bisa dimanfaatkan Projo bila serius ingin menjadi partai baru.

"Tetapi kalau mereka mengambil ceruk suara yang bersama, saya menyarankan kepada relawan Projo, jangan dirikan partai. Tapi kalau berani berbeda 100 persen, saya dukung. Banyak yang bisa kita perjuangkan," tambahnya.

Baca Juga: Projo Ingin Lakukan Transformasi Organisasi Setelah Jokowi Lengser, Mau Jadi Parpol?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI