Kasus Impor Gula, Senyum Tipis Tom Lembong saat Diperiksa Kejagung

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Jum'at, 01 November 2024 | 11:14 WIB
Kasus Impor Gula, Senyum Tipis Tom Lembong saat Diperiksa Kejagung
Tersangka kasus dugaan korupsi importasi gula di Kementerian Perdagangan pada tahun 2015–2016, Thomas Trikasih Lembong (TTL) atau Tom Lembong di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (1/11/2024). (ANTARA/Nadia Putri Rahmani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tersangka Thomas Trikasih Lembong (TTL) atau Tom Lembong kembali menjalani pemeriksaan di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (1/11/2024). Tom Lembong sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung kasus korupsi importasi gula di Kementerian Perdagangan pada tahun 2015–2016.

"Hari ini (Tom Lembong) diperiksa kembali," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar, Jumat.

Terkait substansi yang menjadi bahan pemeriksaan, Harli mengaku tidak tahu karena merupakan wewenang dari penyidik.

"Itu penyidik yang paham," ucap dia.

Diketahui, Tom Lembong tiba di Gedung Kejaksaan Agung pada sekitar pukul 09.58 WIB. Ketika turun dari mobil tahanan Kejaksaan Agung, ia hanya tersenyum dan tidak memberikan komentar.

Tom yang tampak mengenakan kaos lengan pendek berwarna hijau tua serta rompi tahanan, langsung masuk ke dalam gedung yang menjadi lokasi pemeriksaan.

Jadi Tersangka

Kekinian Kejagung telah menetapkan dua tersangka dalam kasus tersebut, yaitu Thomas Trikasih Lembong (TTL) atau Tom Lembong selaku Menteri Perdagangan periode 2015-2016 dan CS selaku Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

Dalam keterangannya, Kejagung menuturkan bahwa kasus ini bermula ketika Tom Lembong selaku Menteri Perdagangan 2015–2016 memberikan izin persetujuan impor gula kristal mentah sebanyak 105.000 ton kepada PT AP untuk diolah menjadi gula kristal putih.

Baca Juga: Sosok Dino Patti Djalal, Ungkap Karakter Asli Tom Lembong

Padahal, dalam rapat koordinasi (rakor) antar-kementerian pada 12 Mei 2015 disimpulkan bahwa Indonesia sedang mengalami surplus gula, sehingga tidak memerlukan impor gula.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI