Sejarah Nama Rumah Makan Padang, Berkaitan dengan Pemberontakan PRRI?

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 31 Oktober 2024 | 15:45 WIB
Sejarah Nama Rumah Makan Padang, Berkaitan dengan Pemberontakan PRRI?
Ilustrasi menu makanan yang dapat dinikmati di Rumah Makan Padang Payakumbuah Kemang. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak hanya di Sumatera Barat (Sumbar), Rumah Makan Padang dapat ditemukan di berbagai kota di Indonesia. Bahkan, banyak orang yang bukan berasal dari Minang, ikut membuka bisnis kuliner khas ini di berbagai daerah.

Baru-baru ini, rumah makan padang menjadi sorotan publik setelah sebuah razia oleh ormas Minang viral di media sosial. Kejadian ini menjadi bahan pembicaraan utama di platform media sosial, terutama di X (Twitter), setelah beredar video yang memperlihatkan sekelompok orang yang diduga dari ormas Minang melakukan razia terhadap rumah makan padang di Cirebon, Jawa Barat.

Dalam video itu, kelompok tersebut menyoroti rumah makan yang menjual nasi padang dengan harga murah, yang dianggap merendahkan citra kuliner khas Minangkabau.

Menurut informasi yang beredar, alasan razia tersebut adalah kekhawatiran bahwa harga murah yang ditawarkan dapat mengurangi nilai eksklusivitas dari kuliner Minang, yang dikenal dengan sajian rempah dan rasa gurih khas santan.

Para ormas itu menilai penetapan harga yang murah dapat berdampak buruk pada persepsi masyarakat terhadap kualitas nasi padang dan kuliner Minangkabau secara keseluruhan.

Lantas, bagaimana sejarah ringkas nama rumah makan Padang?

Rumah Makan Padang telah menjadi ikon kuliner yang tersebar di seluruh Indonesia, namun tidak banyak yang mengetahui sejarah panjang di balik nama tersebut.

Menurut pakar sejarah Minangkabau, Gusti Asnan, istilah rumah makan Padang baru dikenal sekitar akhir 1960-an, usai peristiwa pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat berhasil ditumpas.

Peristiwa PRRI tersebut memicu eksodus besar-besaran warga Minangkabau keluar dari Sumatera Barat menuju berbagai wilayah di Pulau Jawa.

Di tengah perjalanan itu, banyak masyarakat Minangkabau yang berupaya mengganti identitas etnik mereka dengan menyebut diri sebagai "Padang". Penamaan "Padang" ini juga meluas hingga pada tempat makan khas mereka, yang akhirnya dikenal sebagai rumah makan Padang.

Pada mulanya, tempat penjualan makanan khas Minangkabau disebut dengan istilah “lapaunasi,” “los lambung,” atau “karan.” Namun, istilah rumah makan Padang terus melekat dan digunakan hingga sekarang.

Sejarahnya bahkan lebih tua, dengan kedai atau “lapau” yang sudah berdiri sejak akhir abad ke-19 di Padang, yang saat itu menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda di Sumatra bagian barat, dikenal sebagai "Gouvernement van Sumatra's Westkust."

Saat itu, kedai atau rumah makan Padang dibangun dari susunan bambu dengan atap rumbia sederhana. Hidangan khas, seperti nasi Padang yang gurih dan kaya rempah, disajikan dalam wadah tembikar besar, dan bagian-bagian tertentu ditutupi tirai untuk melindungi dari panas matahari.

Kini, rumah makan Padang tidak hanya menjamur di Sumatera Barat, tetapi juga di berbagai kota besar di Indonesia.

Khas Nasi Padang

Nasi Padang dikenal luas sebagai makanan khas Minangkabau yang memikat dengan cita rasa kuat dan kaya akan santan. Mengutip laman Jalur Rempah Kemdikbud, hidangan nasi padang memang identik dengan tiga unsur utama: gulai, lado (cabai), dan bareh (nasi). Kombinasi ini menciptakan sajian penuh rempah yang begitu khas.

Masakan Minangkabau, termasuk nasi padang, dipengaruhi oleh kuliner India dan Timur Tengah yang kaya akan rempah. Salah satu ciri utama adalah penggunaan saus gulai santan yang memberikan tekstur kental dan rasa gurih.

Hidangan ini umumnya mencakup nasi, lauk-pauk, kuah kental, dan sayuran. Dalam satu porsi nasi padang, lazim ditemukan gulai kuning, nangka muda, dan lauk khas lainnya dengan cita rasa sedikit asam yang unik.

Di rumah makan Padang, terdapat banyak pilihan lauk, mulai dari rendang, ayam goreng, ayam pop, telur dadar Padang, dendeng, hingga kikil. Selain itu, hidangan ini selalu dilengkapi dengan sambal lado mudo atau sambal cabai hijau yang menjadi pelengkap wajib nasi padang.

Harga untuk menikmati hidangan nasi padang di rumah makan bervariasi, biasanya mulai dari Rp 18.000 hingga Rp 20.000 untuk seporsi nasi dengan lauk pilihan, seperti rendang atau ayam, lengkap dengan sayur daun ubi dan sambal hijau. Meski demikian, harga ini bisa berbeda tergantung pada jenis lauk dan rumah makan padang tempat membeli. (antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI