Suara.com - Kelompok Houthi di Yaman mengumumkan serangan terhadap tiga kapal di perairan Laut Merah dan Laut Arab, Senin lalu. Tindakan ini disebut oleh juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, sebagai bagian dari upaya untuk memberlakukan blokade laut terhadap Israel.
Menurut Sarea dalam pidato yang disiarkan di televisi, kapal-kapal tersebut menjadi sasaran karena mencoba mendekati pelabuhan yang dianggap berpotensi mengarah ke Israel.
Data terbaru dari perusahaan penyedia informasi pasar keuangan LSEG mengungkapkan bahwa ketiga kapal tersebut terdaftar di bawah bendera Liberia.
Salah satu kapal yang diidentifikasi oleh Houthi sebagai "Motaro" dilacak terakhir kali di lepas pantai barat Yaman di Laut Merah. Kapal ini sedang melakukan perjalanan dari Terusan Suez di Mesir menuju Shanghai.
Baca Juga: Hizbullah Luncurkan Rangkaian Roket ke Wilayah Pendudukan Israel, Sirine Meraung di 30 Lokasi
Selain Motaro, kapal lainnya, SC Montreal, juga menjadi target saat berlayar di Laut Arab dari Pelabuhan Victoria di Seychelles menuju Salalah, Oman.
Kapal ketiga, Maersk Kowloon, dilaporkan berada di Samudra Hindia bagian barat dengan rute serupa dari Salalah.
Insiden ini diiringi laporan dari perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, yang melaporkan dua ledakan dekat kapal dagang yang tengah berlayar sekitar 14 mil laut di barat daya Al Dhubab, Yaman.
Selain itu, UK Maritime Trade Operations (UKMTO) juga melaporkan tiga ledakan 25 mil laut di selatan pelabuhan Mokha, Yaman.
Namun, UKMTO memastikan kapal dan awaknya tetap aman dan melanjutkan perjalanan ke pelabuhan tujuan berikutnya.
Baca Juga: Terkini! Hizbullah Luncurkan Roket ke Wilayah Penduduk Israel
Serangan ini menjadi tanda bahwa Houthi akan terus melakukan tindakan serupa hingga Israel menghentikan ofensifnya terhadap Gaza dan Lebanon.
Kondisi ini dipandang dapat mengancam keamanan pelayaran komersial di kawasan tersebut, yang merupakan jalur penting bagi perdagangan global yang menghubungkan Laut Merah dengan Teluk Aden.
Serangan dan blokade laut oleh Houthi ini menunjukkan eskalasi ketegangan di wilayah yang sudah bergejolak, mengundang perhatian komunitas internasional terhadap risiko yang kian meningkat bagi kapal-kapal komersial yang melintasi kawasan strategis ini.