Hamas 'Menyerah' Minta Netanyahu Tarik Pasukan Israel di Jalur Gaza dan Dorong Gencatan Senjata

Andi Ahmad S Suara.Com
Selasa, 29 Oktober 2024 | 16:58 WIB
Hamas 'Menyerah' Minta Netanyahu Tarik Pasukan Israel di Jalur Gaza dan Dorong Gencatan Senjata
Penampakan pejuang Hamas di salah satu terowongan Gaza. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompoh Hamas nampaknya sudah 'menyerah' setelah satu tahun lebih ini dibombardir tak henti oleh militer Israel di Jalur Gaza, Palestina.

Mereka juga mendorong agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menarik pasukan Israel di jalur Gaza dan mendoron gencatan senjata.

Hal itu menjadi persyaratan Hamas untuk memulai negosiasi perundingan damai dengan Israel, kata Taher Nunu, penasihat media dari ketua biro politik Hamas.

"Sejak awal, kami telah menetapkan empat 'kunci' untuk mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri perang ini. Kunci-kunci itu termasuk gencatan senjata penuh dan penarikan seluruh pasukan dari Gaza, bantuan kemanusiaan serta akses yang bebas, upaya rekonstruksi ... dan akhirnya pertukaran tahanan dengan sandera," kata Nunu saat ditanya tentang tanggapan Hamas terhadap proposal perdamaian dari mediator internasional setelah putaran pembicaraan baru di Qatar.

Baca Juga: Serangan Terbaru Israel di Gedung Pemukiman Gaza: 55 Tewas Termasuk Wanita dan Anak-Anak

Ia mengatakan bahwa Hamas menghargai upaya yang dilakukan oleh para mediator dan terbuka untuk menerima proposal baru, namun telah menyampaikan sikapnya dengan jelas.

Pada Minggu (27/10), Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi mengusulkan gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza untuk pertukaran empat sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dengan beberapa warga Palestina yang berada dalam tahanan Israel.

Sebelumnya pada hari yang sama, Dmitry Gendelman, penasihat perdana menteri Israel, mengatakan kepada Sputnik bahwa negosiasi di Doha diharapkan berlangsung hingga setidaknya pada Selasa.

Israel mengutus kepala dinas rahasia Mossad, David Barnea, untuk bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) /CIA, William Burns, dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani untuk membahas opsi-opsi kesepakatan terkait Gaza.

Pembicaraan yang diadakan di Doha ini telah mengalami kebuntuan selama beberapa bulan karena pemerintah Israel dan Hamas saling menuduh menggagalkan setiap opsi untuk perdamaian.

Baca Juga: Sudah 43 Ribu Orang Tewas di Jalur Gaza, Joe Biden: Perang Ini Harus Diakhiri

Setelah militer Israel berhasil membunuh ketua biro politik Hamas, Yahya Sinwar, yang dikenal menentang kesepakatan perdamaian, banyak pihak di Israel melihat ini sebagai peluang untuk merundingkan kesepakatan yang akan memungkinkan pengembalian para sandera yang ditahan oleh Hamas. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI