Suara.com - Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, memberikan responsnya soal wacana penerapan kembali Ujian Nasional (UN). Menurutnya, jika UN kembali diterapkan jangan sampai kembali terulang hal-hal yang tak baiknya.
"Iya pasti kita selalu terbuka ya kepada perubahan apakah namanya juga UN atau apa," kata Hetifah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Menurutnya, dalam sistem pendidikan di Indonesia memang diperlukan data yang bisa dimanfaatkan secara nasional untuk bisa membandingkan kondisi dan hasil belajar.
"Atau pendidikan dari satu daerah dengan daerah lain, dari satu sekolah dengan sekolah lain, dari satu golongan ekonomi dengan yang lain. Itu sebenarnya," ujarnya.
Baca Juga: Jejak Karier Edward Tannur: Pengusaha Sukses Jadi Anggota DPR, Terancam Runtuh karena Kasus Anak?
"Biar nanti kalau kita punya anggaran, kita itu mau memecahkan masalah yang mereka tertinggal itu. Jadi nanti gap pendidikan yang sekarang antara desa sama kota masih besar, antara wilayah masih besar, itu yang perlu digunakan untuk itu," sambungnya.
Ia mengatakan, memang UN harus dipertimbangkan apakah akan menjadi sebuah faktor penentu kelulusan siswa atau tidak. Menurutnya, jangan sampai UN ke depan menakut-nakuti siswa lagi.
"Jadi tidak menakuti anak gitu. Kalau dulu kan, UN itu pertama tadi, yang membuat anak jadi stres. Kedua banyak kecurangan juga dalam UN, kebocoran-kebocoran inget nggak. Karena mereka tahu UN menjadi satu-satunya alat untuk nanti juga masuk mungkin ke sekolah yang lebih tinggi, pakai UN. Nah akhirnya UN nya juga disalahgunakan," ujarnya.
Memang setiap kebijakan pasti ada kelemahannya, untuk itu jika UN ke depan diterapkan kembali maka hal-hal tersebut harus bisa diperbaiki.
"Nah ini yang harus kita perbaiki gitu. Jadi apakah UN akan digunakan lagi atau tidak kita juga jangan set back," pungkasnya.
Baca Juga: Beda dari Verrell Bramasta, Uya Kaya Bakal Tetap Ambil Gaji DPR Tiap Bulan