Suara.com - Pada sidang Dewan Keamanan PBB hari Senin (28/10/2024), Israel dan Iran saling menyalahkan terkait ancaman stabilitas di Timur Tengah.
Sidang ini diadakan setelah serangan udara Israel terhadap target militer Iran, yang menjadi eskalasi terbaru dalam ketegangan yang telah lama membara antara kedua negara.
Serangan udara Israel yang terjadi pada Sabtu lalu menargetkan situs militer Iran sebagai respons atas serangan rudal yang diluncurkan Iran ke wilayah Israel pada 1 Oktober.
Serangan rudal tersebut merupakan balasan atas tewasnya sejumlah pemimpin militan yang didukung Iran serta seorang komandan Garda Revolusi Iran.
Permintaan sidang PBB ini diajukan oleh Iran, dengan perwakilan masing-masing negara yang mempertahankan hak untuk membela diri.
Dalam pernyataannya di hadapan Dewan Keamanan, Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengutuk tindakan Israel sebagai agresi berkelanjutan yang menjadi pola destabilisasi di kawasan Timur Tengah.
"Tindakan agresif Israel terhadap Iran sudah jelas dan tidak terjadi secara terisolasi. Serangan ini adalah bagian dari pola agresi luas yang terus dibiarkan, di mana Israel merusak stabilitas kawasan secara keseluruhan," kata Iravani.
Ia juga menekankan bahwa pelanggaran Israel terhadap hukum internasional di Palestina, Lebanon, Suriah, dan Yaman semestinya mendapat kecaman tegas dari Dewan Keamanan.
Iravani juga menyatakan ancaman Iran untuk membalas serangan Israel, namun menegaskan bahwa negaranya masih memilih jalur diplomasi untuk menyelesaikan konflik.
Baca Juga: Serangan Udara Terbaru Israel Tewaskan 60 Orang di Lebanon, Termasuk Anak-Anak
Di sisi lain, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyatakan bahwa serangan udara tersebut merupakan tindakan pembelaan diri atas serangan rudal Iran pada awal Oktober.