Suara.com - Pemerintah Tiongkok memperkenalkan serangkaian langkah baru, untuk meningkatkan angka kelahiran setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan populasi. Pernyataan dari Dewan Negara, atau kabinet, menunjukkan tekad Tiongkok untuk membalik tren penurunan kelahiran yang menyusul India sebagai negara berpopulasi terbesar di dunia.
Salah satu fokus utama pemerintah adalah membentuk "budaya pernikahan dan kelahiran baru" yang mendukung pernikahan di usia yang tepat dan mendorong orang tua untuk berbagi tanggung jawab dalam pengasuhan anak. Melalui kampanye ini, diharapkan akan muncul rasa hormat dan komitmen dalam memiliki dan merawat anak sebagai bagian dari nilai-nilai sosial yang lebih luas.
Langkah-langkah yang dirancang mencakup peningkatan asuransi dan cuti melahirkan, serta subsidi dan layanan medis yang lebih baik bagi anak-anak. Pemerintah juga mendesak pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran bagi pembangunan pusat penitipan anak dan memberikan insentif pajak dan retribusi khusus bagi layanan tersebut.
"Pada tahap ini, dukungan terhadap kelahiran memiliki arti yang sangat penting," kata Yang Chang, Kepala Analis Kebijakan di Zhongtai Securities Research Institute.
Baca Juga: Taiwan Tegaskan Tidak Akan Menyerahkan Wilayahnya di Tengah Tekanan Militer China
Menurutnya, langkah-langkah yang diumumkan pada hari Senin ini dapat menjadi landasan bagi kebijakan yang akan datang untuk mendorong kembali angka kelahiran yang sehat.
Mengatasi Tantangan Sosial dan Ekonomi
Dengan jumlah perempuan usia produktif antara 15 hingga 49 tahun diperkirakan terus menurun, serta rendahnya keinginan untuk memiliki anak, dukungan kebijakan dianggap krusial untuk membalikkan tren negatif ini.
Setelah mengakhiri kebijakan satu anak yang telah berlangsung selama 35 tahun pada 2015, Tiongkok masih kesulitan meningkatkan angka kelahiran, terutama karena banyak penduduk pedesaan pindah ke kota untuk bekerja.
Pemerintah juga berupaya mengatasi faktor ekonomi yang menghambat generasi muda dalam berkeluarga. Langkah ini termasuk memperluas cakupan pendidikan gratis secara bertahap dan memberikan bantuan keuangan bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Dukungan tambahan bagi keluarga dengan anak banyak untuk membeli rumah juga diprioritaskan, di samping penguatan perlindungan bagi pekerja perempuan yang sedang hamil atau baru melahirkan.
Baca Juga: Xi Jinping Perintahkan Pasukan Siap Perang, Taiwan Makin Terancam?
Menyadari pentingnya lingkungan sosial yang mendukung, Dewan Negara juga mendorong penciptaan platform non-komersial untuk membantu generasi muda berteman, berpacaran, dan akhirnya menikah. Langkah ini diambil untuk mengatasi faktor sosial yang seringkali menjadi kendala dalam keinginan untuk berkeluarga.
Langkah-langkah ini mengikuti survei terbaru yang dilakukan oleh otoritas kesehatan Tiongkok yang bertujuan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat terhadap kelahiran, termasuk ketakutan akan beban yang menyertai memiliki anak.