10 Tahun Jokowi, Diplomasi Luar Negeri Indonesia Tuai Sukses: Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB

Senin, 28 Oktober 2024 | 13:15 WIB
10 Tahun Jokowi, Diplomasi Luar Negeri Indonesia Tuai Sukses: Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB
Kolase potret Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin (Instagram/@jokowi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres juga menyatakan  bahwa Indonesia yang memimpin topik ketegangan geopolitik memicu gejolak ekonomi telah berhasil mendorong dialog di antara negara G20.

"Saya mengagumi apa yang sudah dilakukan Indonesia sebagai (pemegang tampuk) Presidensi G20, di bawah Presiden Joko Widodo," papar António Guterres.

Kemudian, salah satu gaya diplomasi luar negeri yang lain dari biasa juga ditunjukkan Presiden Joko Widodo saat Indonesia menggelar KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 10-11 Mei 2023.

Setelah pertemuan formal, Rabu (10/05/2023), Presiden RI Joko Widodo  mengajak para pemimpin ASEAN serta pendamping mereka berlayar menggunakan kapal pinisi Lako Di’a.

Dikutip dari Setkab.go.id, Presiden Jokowi memaparkan alasan menarik mengapa memilih pelayaran pinisi bersama untuk berbincang serius sekaligus berwisata bahari.

Para pemimpin ASEAN beserta para pendamping berbincang hangat di atas kapal pinisi, Rabu (10/05/2023), di Labuan Bajo. (Foto: BPMI Setpres)
Para pemimpin ASEAN beserta para pendamping berbincang hangat di atas kapal pinisi, Rabu (10/05/2023), di Labuan Bajo. (Foto: BPMI Setpres)

“Saya ajak para leaders untuk berlayar bersama naik kapal pinisi agar suasananya rileks dan kekeluargaan, karena ASEAN adalah satu keluarga, ikatannya sangat kuat, kesatuannya sangat penting untuk berlayar menuju tujuan yang sama, menjadikan ASEAN epicentrum of growth dan kawasan damai, stabil, dan sejahtera,” ungkap Presiden Joko Widodo.

“Indonesia ingin melihat ASEAN kuat, mampu menghadapi tantangan, tanggap terhadap dinamika, dan tetap memegang peran sentral di kawasan,” lanjut Kepala Negara kita.

Menurut beliau, sebagai pemegang keketuaan ASEAN, Indonesia terus berupaya untuk memperkuat ASEAN sekaligus peran sentralnya di Kawasan Asia Tenggara.

“Indah, pemandangannya indah! Jadi kami khawatir saat kami menjadi tuan rumah ASEAN, kami harus melakukan yang lebih baik dari ini. Indonesia menetapkan standar sangat tinggi, kita harus bersaing,” ungkap Presiden Ferdinand R. Marcos Jr, Presiden Republik Filipina.

Baca Juga: 10 Tahun Jokowi, Satu Dasawarsa Perjuangan Turunkan Prevalensi Stunting Generasi Penerus Kita

10 Tahun Jokowi, Diplomasi Luar Negeri Indonesia Tuai Sukses: Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. (Suara.com/Aldie)
10 Tahun Jokowi, Diplomasi Luar Negeri Indonesia Tuai Sukses: Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. (Suara.com/Aldie)

Sebagai catatan, Filipina adalah negara kepulauan, dengan 7.641 pulau atau sekira 10.000 pulau lebih sedikit dibandingkan Indonesia sebagai the biggest archipelago in the world yang jumlahnya mencapai 17.508 pulau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI