Suara.com - KH Imaduddin Utsman al-Bantani dikenal sebagai tokoh yang kontroversial karena sikapnya yang tegas dalam menolak klaim bahwa keturunan Ba'alwi, biasa dikenal dengan gelar habib, merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Keberaniannya dalam menyatakan hal ini menyebabkan ia sering ditolak ketika hendak memberikan ceramah di berbagai tempat.
Namun siapa KH Imaduddin Utsman al-Bantani sebenarnya? Bagaimana pengalaman dan kariernya? Perdebatan mengenai nasab Ba'alwi telah berlangsung lama di masyarakat.
Namun, KH Imaduddin Utsman al-Bantani secara terang-terangan menyatakan bahwa nasab Ba'alwi bukanlah keturunan Nabi Muhammad SAW.
Pendapat ini disampaikannya dalam acara bertajuk "Seminar Ilmiah Sejarah Ulama Nusantara," yang diadakan di Aula Universitas PGRI Banyuwangi pada Rabu, 3 Oktober 2024.
Ia menjelaskan bahwa untuk membuktikan seseorang memiliki hubungan nasab dengan Nabi Muhammad SAW, prosesnya sederhana. Yang diperlukan adalah mengurutkan silsilah orang tersebut hingga sampai pada Rasulullah dan memastikan keabsahannya melalui verifikasi yang tepat.
Dengan pendapatnya yang berani ini, banyak yang penasaran dengan latar belakang KH Imaduddin Utsman al-Bantani. Berikut adalah biografi singkat tentangnya.
Profil KH Imaduddin Utsman al-Bantani
KH Imaduddin Utsman al-Bantani dilahirkan di Kresek, Tangerang, pada tanggal 15 Agustus 1976. Ia mendirikan dan memimpin Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, yang terletak di Kampung Cempaka, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten.
Nama Utsman diambil dari nama kakeknya dari pihak ibu, yang berasal dari keluarga Bani Utsman, sementara gelar "al-Bantani" mengacu pada daerah asalnya, Banten.
Sejak tahun 2006, KH Imaduddin aktif dalam struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama. Ia pernah menjabat sebagai Ketua MWCNU Kecamatan Kresek dan pada tahun 2018, menjadi Wakil Katib PWNU Banten.
Baca Juga: 4 Kontroversi Natalius Pigai, Menteri HAM Minta Tambah Anggaran Rp20 Triliun
Sejak tahun 2020, ia diangkat sebagai Ketua RMI PWNU Banten dan hingga saat ini masih memegang posisi tersebut. Selain itu, ia juga berperan sebagai penasihat Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Provinsi Banten serta Rijalul Anshor di Kabupaten Tangerang.