Badai Kristine Melanda Filipina, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas dan Ribuan Penduduk Terpaksa Mengungsi

Bella Suara.Com
Kamis, 24 Oktober 2024 | 13:31 WIB
Badai Kristine Melanda Filipina, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas dan Ribuan Penduduk Terpaksa Mengungsi
Ilustrasi Badai Beryl. [Dok.Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badai tropis yang dikenal dengan nama Kristine telah menyebabkan banjir dan tanah longsor yang meluas di pulau utama Luzon, Filipina. Akibat badai, sekolah dan kantor pemerintah terpaksa tutup selama dua hari berturut-turut, kecuali untuk layanan yang mendesak dalam penanganan bencana.

Badai dengan kecepatan angin mencapai 95 km/jam dan hembusan angin hingga 160 km/jam ini telah menewaskan banyak orang, sebagian besar di daerah Bicol yang parah terdampak dan provinsi Quezon di sekitarnya. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah, menurut pernyataan polisi dan pejabat provinsi.

Banjir yang melanda membuat ribuan penduduk terjebak dalam air, dan operasi penyelamatan dilakukan oleh aparat pemerintah di daerah Bicol tengah. Air banjir bahkan mencapai ketinggian atap rumah-rumah bungalown.

“Kami tidak bisa menyelamatkan semuanya sekaligus karena jumlahnya sangat banyak, dan kami memerlukan tambahan perahu motor,” ungkap Brigadir Jenderal Andre Dizon, kepala kepolisian regional, dalam konferensi pers seperti dikutip suara melalui sky news, Kamis.

Baca Juga: Jadi Korban Badai Helene, Gitaris Cannibal Corpse Kehilangan 90 Persen Harta Benda

Tim penyelamat bekerja keras mencari cara untuk mendistribusikan makanan dan air kepada mereka yang terjebak tetapi belum bisa dievakuasi.

"Kami akan terus berupaya menolong warga yang terisolasi," tambahnya.

Sementara itu, lebih dari 1.500 petugas kepolisian dikerahkan untuk melakukan tugas mitigasi bencana di lapangan.

Kondisi cuaca yang buruk menjadi tantangan dalam upaya penyelamatan, dengan hujan deras dan angin kencang yang masih melanda wilayah tersebut. Dalam keadaan darurat ini, lebih dari dua juta orang dilaporkan terkena dampak bencana, termasuk 75.400 warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan kini berlindung di tempat yang lebih aman.

Di kota Guinobatan, provinsi Albay, aliran lumpur vulkanik dari Gunung Mayon juga terlihat, menambah kerumitan situasi. Beberapa kendaraan terperangkap dan terkubur di bawah lumpur tebal akibat hujan lebat yang disebabkan oleh Badai Tropis Trami.

Baca Juga: Ngeri! Setengah Juta Warga Indonesia Jadi Operator Judi Online di Filipina, Semua Korban TPPO?

"Kondisi ini sangat sulit, tetapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu semua orang yang membutuhkan," kata seorang relawan yang terlibat dalam operasi bantuan.

Dengan rata-rata 20 badai tropis setiap tahun, Filipina merupakan negara yang sering menghadapi tantangan bencana alam, termasuk hujan lebat, angin kencang, dan tanah longsor yang mematikan. Masyarakat Filipina kini berdoa agar cuaca segera membaik dan upaya penyelamatan dapat dilakukan lebih efektif.

Pemerintah Filipina dan berbagai lembaga kemanusiaan terus berkoordinasi dalam penanganan bencana ini, berharap dapat memberikan bantuan yang diperlukan bagi mereka yang terdampak, serta meminimalkan risiko kerugian lebih lanjut. Sementara itu, warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dari otoritas terkait.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI