Festival Danau Paniai: Warisan Budaya Papua Tengah yang Menggeliat

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 24 Oktober 2024 | 02:30 WIB
Festival Danau Paniai: Warisan Budaya Papua Tengah yang Menggeliat
Festival Danau Paniai resmi digelar selama dua hari, sejak Rabu-Kamis (23-24/10/2024). [Dok]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat dari berbagai daerah seperti Paniai, Deiyai, Dogiyai, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, dan Nabire memadati dermaga Aikai, Distrik Paniai Timur, Papua Tengah, untuk menyaksikan Festival Danau Paniai yang berlangsung 23-24 Oktober 2024.

Festival ini resmi dibuka perwakilan Pj Gubernur Papua Tengah, yakni Plt Asisten I Setda Papua Tengah Menase Kadepa yang didampingi Pj Bupati Paniai, Martha Pigome serta Sekda Paniai, Denci Meri Nawipa.

Untuk kali pertama, Festival Danau Paniai digelar dengan skala besar, hasil inisiatif Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Paniai, Naftali Tebai, dan Kepala Bidang Destinasi Wisata, Herman You.

"Ini adalah langkah konkret untuk mengangkat potensi budaya Kabupaten Paniai," ujarnya, Rabu (23/10/2024).

Baca Juga: Kenalkan Wisata Ekologi Danau Paniai, Pemkab Paniai Gelar Festival MeeMoWaAu

Ia juga menekankan pentingnya pelestarian budaya lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ini.

Festival yang berlangsung selama dua hari ini menampilkan berbagai atraksi, termasuk tarian adat suku Mee, Moni, Wolani, dan Auye di atas perahu lokal.

Acara ini juga dihadiri ribuan masyarakat yang mengenakan pakaian adat dari 24 distrik. Pj Bupati Paniai berjanji akan melanjutkan tradisi ini ke tahun berikutnya dengan alokasi dana yang lebih besar.

"Festival ini akan menjadi agenda tahunan untuk mempromosikan kekayaan budaya Paniai," kata Martha.

Ketua Panitia, Naftali Tebai, mengungkapkan bahwa hari kedua festival akan diisi dengan lomba cerita rakyat dan peragaan alat-alat tradisional.

Baca Juga: Warga 4 Distrik Di Kabupaten Paniai Sepakat Dukung MeGe Di Pilgub Papua Tengah

"Kami ingin memperkenalkan kembali adat Yuwo, emaida, dan bakar batu, yang merupakan tradisi suku Mee, Moni, Wolani, dan Auye," ujarnya.

Sementara itu, Dr. Menase Kadepa, yang mewakili Pj Gubernur Papua Tengah, menekankan pentingnya festival ini sebagai pilar ekonomi daerah.

"Kompetisi seni dan budaya ini dapat menginspirasi generasi muda untuk berkreasi dan melestarikan tradisi," katanya.

Ia juga berharap festival mendatang dapat menggabungkan budaya tradisional dengan teknologi modern untuk memberikan pengalaman baru bagi para pengunjung.

Kontributor : Elias Douw

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI