Suara.com - Korea Utara dan Selatan saat ini tengah berada dalam ketegangan menyusul tuduhan bahwa Kim Jong Un telah mengirimkan pasukannya sebanyak 1.500 ke Rusia ditengah perang dengan Ukraina.
Bahkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa juga menuduh Korea Utara sedang mempersiapkan dua brigade militer untuk mendukung Rusia.
Namun, hingga saat ini Korea Utara maupun Rusia belum menanggapi klaim tersebut.
Akan tetapi saat ini Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mendesak pasukan nuklir negaranya untuk mempertahankan kesiagaan tinggi, menurut laporan media pemerintah pada Rabu (23/10/2024).
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk BBM di Nigeria Capai 181 Orang, Pemerintah Bentuk Tim Investigasi
Kim menyampaikan seruan tersebut saat mengunjungi pangkalan rudal strategis Korea Utara, ditemani sejumlah pejabat senior, termasuk saudara perempuannya, Kim Yo Jong, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Selama inspeksi, Kim mengevaluasi kesiapan pasukan penangkal strategis negara tersebut. Dia meninjau kemampuan operasional dan fungsi utama fasilitas terkait peluncuran rudal, kata laporan tersebut.
Kim memuji pasukan rudal strategis sebagai pilar utama strategi pertahanan nasional Korea Utara. Dia menekankan pentingnya memprioritaskan dan memodernisasi kekuatan tersebut sebagai bagian dari tujuan yang lebih besar untuk memperkuat kemampuan militer negara itu.
Mengacu pada meningkatnya kehadiran aset-aset nuklir strategis AS di kawasan, Kim mengatakan bahwa dalam beberapa kesempatan baru-baru ini, sarana nuklir strategis AS menimbulkan ancaman yang semakin meningkat terhadap lingkungan keamanan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).
Ia menambahkan bahwa ancaman yang terus berkembang memerlukan peningkatan postur pencegahan perang dan kesiapan yang ketat dari kekuatan nuklir Korea Utara. [Antara].