Suara.com - Donald Trump kembali melontarkan kritik tajam terhadap mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang terlibat aktif dalam mendukung Kamala Harris dalam kampanye Pilpres. Dalam sebuah rapat umum di North Carolina, Trump menyebut Obama sebagai sosok "yang menyebalkan" setelah melihatnya berkampanye dalam beberapa hari terakhir.
"Saya pikir dia benar-benar orang yang menyebalkan," kata Trump di hadapan pendukungnya.
"Dia mencoba menjadi pemecah belah, dan saya pikir dia mengerikan." lanjutnya.
Menurut Trump, keterlibatan Obama dalam kampanye Harris terjadi karena Harris dinilai tidak mampu memimpin kampanye dengan baik.
Baca Juga: Bill Gates Sumbang Rp775 Miliar untuk Dukung Kamala Harris
"Mereka mengirimnya (Obama) karena dia tahu Kamala tidak mampu melakukan itu," kata Trump.
Di sisi lain, Obama juga melontarkan kritik keras terhadap Trump dalam kampanye di Michigan. Mantan presiden itu menyindir penggantinya dengan mengatakan bahwa Trump terlalu banyak mengeluh, bahkan mengejek Trump yang kerap menjual Alkitab dan berbagai produk lain dalam kampanyenya.
Obama juga menertawakan klip Trump yang menari di atas panggung, menyebutnya sebagai video penyanderaan.
Obama memuji Kamala Harris sebagai seseorang yang telah berjuang sepanjang hidupnya untuk orang-orang yang membutuhkan suara.
"Dia dibesarkan di kelas menengah dan bekerja keras, termasuk saat dia kuliah dan bekerja di McDonald's untuk membayar biaya hidupnya," ucap Obama.
"Dia (Harris) tidak berpura-pura bekerja di McDonald's saat tempat itu tutup." lanjutnya.
Sebelumnya, Trump sempat mengunjungi sebuah gerai McDonald's di Pennsylvania sebagai bagian dari kampanyenya. Namun, laporan menyebutkan bahwa gerai tersebut tidak dibuka seperti biasa karena alasan keamanan.
Selain itu, Obama juga menyoroti perilaku Trump yang dinilainya semakin aneh menjelang pemilu. Di sebuah rapat umum, Obama menyebut tindakan Trump dalam beberapa waktu terakhir, termasuk sesi tari selama setengah jam di rapat umum, pernyataannya sebagai "bapak IVF", serta menyebut kerusuhan Capitol 6 Januari sebagai "hari kasih sayang," sebagai bukti ketidakstabilannya.
"Jika kakek Anda berperilaku seperti ini, Anda akan khawatir," kata Obama.
"Kita tidak perlu melihat seperti apa Donald Trump yang lebih tua dan lebih gila tanpa pembatas. Amerika siap untuk membalik halaman," tegasnya.