Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan stok dan harga pangan di Jakarta akan tetap aman untuk beberapa waktu mendatang. Bahkan, saat hari besar seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Natal, dan Tahun Baru (Nataru) kondisinya tetap stabil.
Hal ini dipastikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi saat meninjau Pusat Informasi Beras Cipinang (PIBC) milik PT Food Station Tjipinang Jaya, di Jakarta Timur, pada Senin (21/10). Ia menyebut pihaknya terus mengupayakan stabilisasi harga pangan demi pengendalian inflasi di Jakarta.
"Saya melakukan kunjungan ke PIBC Food Station sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan, pengendalian inflasi, dan stabilisasi harga pangan di Kota Jakarta. Kunjungan siang ini juga untuk memastikan bahwa harga pangan tidak membebani masyarakat, khususnya menjelang Pilkada dan Nataru," ujar Teguh kepada wartawan, Selasa (22/10/2024).
Ia menerangkan, PT Food Station Tjipinang Jaya merupakan BUMD Pangan DKI Jakarta yang mengelola PIBC, yang merupakan pasar induk beras terbesar di Indonesia. Dengan luas 14,4 hektare, PIBC memiliki 108 unit gudang dengan kapasitas penyimpanan sebesar 99.865 ton beras.
Baca Juga: Mewek! Dahnil Anzar Ungkap Alasan Tangisnya Pecah saat Dilantik Prabowo
Ketersediaan beras di PIBC per 20 Oktober 2024 tercatat sebanyak 48.695 ton. Adapun harga rata-rata beras premium, yaitu Rp14.100 per kilogram dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.900 per kilogram dan beras medium seharga Rp 12.050 per kilogram HET Rp12.500 per kilogram.
Dari hasil tinjauannya, Teguh memastikan ketersediaan pangan di DKI Jakarta dalam kondisi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai dengan akhir 2024. Saat ini, kebutuhan beras masyarakat DKI Jakarta mencapai 2.686 ton per hari atau 80.594 ton per bulan.
Menjelang Nataru 2025, diperkirakan kebutuhan beras akan meningkat sebesar 3,43 persen menjadi 2.767 ton per hari atau 83.361 ton per bulan.
"Untuk memastikan ketersediaan beras dalam kondisi cukup selama Nataru dan sampai dengan akhir tahun ini, kami telah melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti pemenuhan kapasitas gudang dan penguatan kerja sama antar daerah secara Business to Business (B to B) dengan produsen beras di berbagai daerah," ungkapnya.
"Serta menjaga stabilitas pasokan beras bersama Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jakarta Banten," tambahnya.