Meski demikian, Maruarar tercatat memiliki utang sebesar Rp 33,7 miliar, yang turut diperhitungkan dalam total kekayaannya yang mencapai Rp 85,8 miliar.
Profil Maruarar Sirait
Maruarar Sirait berasal dari Medan yang lahir pada 23 Desember 1969. Dia adalah putra dari Sabam Sirait, yang juga dikenal sebagai tokoh politik nasional. Dengan latar belakang akademis di bidang Ilmu Politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Maruarar telah membangun karir politik yang panjang dan berpengaruh di tanah air.
Aktif dalam dunia organisasi sejak masa kuliah, Maruarar Sirait pernah terlibat dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Bandung dan Resimen Mahasiswa Unpar.
Pengalaman ini memberikan dasar yang kuat bagi perjalanan politiknya, di mana ia bergabung dengan PDI Perjuangan pada tahun 1999. Sejak itu, Maruarar telah terpilih menjadi anggota DPR RI selama empat periode, yakni pada 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019.
Dalam perjalanannya di kancah politik, Maruarar Sirait dikenal sebagai sosok yang tegas, kritis, dan berprinsip. Salah satu isu penting yang ia hadapi adalah ketika harga BBM dinaikkan pada April 2012. Maruarar menyuarakan solusi yang tidak memberatkan masyarakat ekonomi bawah, sambil tetap mendukung kebijakan partainya.
Pada 2023, Maruarar Sirait mendapatkan kepercayaan besar dengan ditunjuk sebagai Ketua Satgas Anti Mafia Sepak Bola oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Tugas ini merupakan langkah penting dalam upaya memberantas pengaturan skor dan mafia sepak bola di Indonesia. Pengalaman Maruarar dalam dunia olahraga pun tak bisa dianggap remeh, karena ia pernah menjabat sebagai Ketua Steering Committee Piala Presiden selama empat tahun, dari 2015 hingga 2019.
Selain berkarir di politik, Maruarar Sirait juga terlibat di dunia bisnis. Ia menjabat sebagai Komisaris Utama PT Potenza Sinergi dan pernah menduduki posisi sebagai Manajer Koperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) di Unpar Bandung.
Tinggalkan PDIP hingga Ikut Jokowi
Maruarar Sirait secara mengejutkan memutuskan hengkang dari PDI Perjuangan setelah hampir 20 tahun berkiprah di partai tersebut. Keputusan ini diambil jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia pamit dari PDI-P setelah mengunjungi kantor DPP partai di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 15 Januari 2024.